WANHEARTNEWS.COM - Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto mengaku telah menjadi korban dari skenario mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo terkait kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
Benny menjelaskan awalnya dirinya mendapat keterangan soal kematian Brigadir J karena baku tembak dari sumber resmi, yaitu Polres Jakarta Selatan.
Hal tersebut kemudian diperkuat oleh pernyataan Kapolres Metro Jakarta Selatan kala itu yakni Kombes Budhi Herdi Susianto.
Benny mengaku mempercayai Kombes Budhi Herdi yang dimintai klarifikasi soal kasus tersebut karena punya integritas, dan dalam rekam jejaknya tidak memiliki catatan khusus di kepolisian.
Namun belakangan Benny menyesalkan bahwa Kombes Budhi ternyata menjadi bagian dari skenario yang dirancang oleh Irjen Ferdy Sambo.
Tatkala, dalam perkembangan penyidikan yang dilakukan Tim Khusus atau Timsus Polri, ditemukan fakta berbeda dari keterangan awal yang disampaikan Kombes Budhi.
Hasil penyelidikan Timsus Polri menyatakan tidak ada insiden baku tembak antara Brigadir J dengan rekannya sesama ajudan Ferdy Sambo, Bharada E.
Fakta yang sebenarnya terjadi Brigadir J ditembak oleh Bharada E menggunakan senjata api milik Bripka Ricky atas perintah Irjen Ferdy Sambo.
Tak hanya itu, Irjen Ferdy Sambo juga membuat skenario dengan menembak dinding menggunakan senjata milik Brigadir J. Itu dilakukan agar seolah telah terjadi baku tembak di rumah dinasnya.
Benny mengaku dalam kasus ini dirinya juga menjadi korban dari skenario yang dirancang Irjen Ferdy Sambo.
"Saya berharap informasi yang lebih lengkap dari orang yang menangani, yang notabene mendengar saksi dan olah TKP. Tapi ternyata dia (Kombes Budhi) bagian dari satu skenario, dan membuat saya jadi korban," kata Benny dalam program acara Rosi Kompas TV, Kamis (11/8/2022).
Lebih lanjut, Benny mengaku sangat jengkel karena merasa telah dibohongi. Tak hanya itu, Benny juga mengaku telah dipermalukan oleh skenario Irjen Ferdy Sambo melalui Kapolres Jaksel.
Karena sebab itu, Benny merasa perlu meminta maaf kepada masyarakat atas pernyataannya mengenai kematian Brigadir J.
"Dengan kegaduhan ini tidak ada salahnya saya minta maaf, meskipun saya jadi korban, meskipun saya dipermalukan," ujar Benny.
Benny mengaku sama sekali tidak mempunyai niat untuk membohongi publik dalam kasus pembunuhan terhadap Brigadir Brigadir J.
"Saya tidak punya niat untuk membohongi publik, berbeda dengan saya berniat membohongi publik berarti saya berkerja sama," kata Benny.
Benny pun memastikan bahwa Kompolnas tidak berpihak kepada skenario yang dirancang Irjen Ferdy Sambo. [ktv]