Dibongkar IPW, 2 Anggota DPR Bela Ferdy Sambo, Usai Ketahuan Ngakunya Sudah Tertipu -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Dibongkar IPW, 2 Anggota DPR Bela Ferdy Sambo, Usai Ketahuan Ngakunya Sudah Tertipu

Tuesday, August 30, 2022 | August 30, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-08-30T13:47:30Z

Dibongkar IPW, 2 Anggota DPR Bela Ferdy Sambo, Usai Ketahuan Ngakunya Sudah Tertipu

LEBSI NEWS - Kasus pembunuhan Brigadir J dikediaman Irjen Pol Ferdy Sambo hingga kini masih terus menjadi perhatian publik. Sejumlah namapun ikut disebut dan terseret dalam kasus ini.


Kini yang terbaru, terungkap dua oknum anggota DPR sempat tertimpu skenario Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan Brigadir J.


Bahkan, dua anggota DPR itu disebut sempat membela Ferdy Sambo.


Padahal, kini terbukti Ferdy Sambo sengaja merancang skenario palsu untuk menutupi kebenaran kasus kematian Brigadir J.


Ketua Indonesia Police Watch ( IPW ), Sugeng Teguh Santoso mengatakan, dua anggota DPR ketipu skenario Ferdy Sambo sampai mengirimi pesan dan menghubungi Ketua IPW.


Oknum DPR tersebut sampai menyebut jika Ferdy Sambo adalah korban dan dizalimi oleh ajudannya sendiri, Brigadir J.


Namun belakangan terungkap fakta justru Ferdy Sambo-lah yang menjadi dalang kematian Brigadir J.


Tak hanya itu, Ferdy Sambo juga ada di TKP saat Bharada E diperintahnya untuk menghabisi Brigadir J.


Sugeng mengatakan Anggota DPR tersebut menghubunginya pada 12 Juli 2022.


Hal itu dikatakan Sugeng di depan anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/8/2022).


"Pada 12 Juli malam, ada dua anggota dewan. Satu, pertama mengirim WA (pesan WhatsApp)," kata Sugeng.


Sugeng mengatakan Anggota DPR itu awalnya mengirimkan tautan berita soal pernyataan Komnas Perempuan yang menyebutkan bahwa istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, harus mendapat perlindungan.


Namun, karena banyaknya pesan yang masuk ke ponsel Sugeng ketika itu, pesan dari anggota DPR tersebut tak terbaca. Tak lama, legislator itu meneleponnya.


Di awal obrolan, Sugeng sempat tersinggung karena anggota dewan tersebut memanggilnya dengan sebutan "Dinda".


Padahal Sugeng tahu lawan bicaranya ini tak lebih senior dari dia.


Tanpa menyebutkan nama, Sugeng mengungkap bahwa wakil rakyat tersebut pernah menjadi pengurus suatu organisasi Hak Asasi Manusia (HAM) ketika dirinya sudah menjadi waktil ketua organisasi itu di tingkat nasional.


"Saya tidak sebut namanya. Memang dia anggota dewan. Dia apakah lebih tua dari saya atau tidak, yang pasti saya tidak pernah menjadi adik asuhnya," ujar Sugeng.


Meski sempat menegang, pembicaraan akhirnya tetap mengalir.


Saat itu, kata Sugeng, anggota DPR tersebut menyebut bahwa Ferdy Sambo merupakan korban dalam kasus ini.


Anggota dewan itu tampak ikut kesal atas kasus yang menyeret Sambo.


"Jadi dia bilang FS itu korban. FS ini dizalimi, harga dirinya diinjak-injak. Dan dia sangat menyesal mengapa bukan dia yang menembak (Brigadir J)," ungkap Sugeng.


Kepada Sugeng, anggota DPR ini menyampaikan narasi baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E di rumah dinas Sambo yang akhirnya menewaskan Yosua.


Sebagaimana narasi yang disampaikan polisi di awal, anggota dewan itu juga menyebutkan bahwa insiden baku tembak bermula dari pelecehan Brigadir J terhadap istri Sambo.


"Saya bilang, oke info ini saya tampung," balas Sugeng.


Sugeng juga mengungkap ada anggota DPR lain yang menghubunginya lewat telepon untuk membahas kematian Brigadir J.


Namun, Sugeng memastikan, anggota DPR ini tak berupaya memengaruhi pandangannya terkait kasus ini.


"Saya cuma nelepon sama dia. (Dia bilang) 'enggak bang, ini soal kasus Sambo ini janggal'.


Dia tidak memengaruhi kalau ini," beber Sugeng.


Tiga hari setelahnya atau 15 Juli 2022, Sugeng juga mengaku mendapat telepon dari salah satu polisi berpangkat Komisaris Besar (Kombes).


Perwira menengah yang bertugas di Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) Mabes Polri itu disebut Sugeng menyampaikan narasi kematian Brigadir J sama dengan pengakuan Sambo di awal.


"Sama ceritanya, persis sama anggota DPR yang pertama. Pelecehan, korban, dia marah, FS (Ferdy Sambo) tidak ada di lokasi, sedang PCR," tutup Sugeng. [Tribun]

Iklan

×
Berita Terbaru Update
close