Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kenaikan inflasi pangan tersebut dipicu oleh kenaikan harga aneka cabai dan bawang merah.
"Kita ini kampungan juga ini. Kalau dilihat inflasi pokok kita hanya 2,84 persen karena harga cabai dan bawang merah ini mempengaruhi inflasi," ungkap Luhut saat mengisi Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (19/8).
Luhut pun mengaku telah memberikan usulan kepada Presiden Joko Widodo untuk menekan kenaikan inflasi di sektor pangan. Salah satunya meminta semua desa menanam sendiri cabai dan bawang merah agar inflasi bisa dikendalikan di kisaran 4 persen.
"Saya lapor ke Pak Presiden, 'Pak semua desa ini suruh saja tanam cabai dan bawang supaya inflasi kita bisa dikendalikan sekitar 4 persen," cerita Luhut.
Meski begitu, Luhut menilai inflasi 4,94 persen yang terjadi di Indonesia jauh lebih baik dibandingkan negara lain.
Banyak negara di dunia yang mengalami kenaikan inflasi tinggi sebagai akibat dampak pandemi dan tekanan ekonomi global.
Misalnya, Amerika Serikat yang inflasinya pernah mencapai 9,1 persen dan Turki yang telah mencapai 70 persen.
Namun, Indonesia masih dalam batas aman karena pemerintah telah melakukan berbagai upaya menahan gejolak akibat krisis pangan dan krisis energi.
"Indonesia masih tetap di negara yang rendah inflasinya. Kita jauh lebih baik dari negara lain.”
Untuk itu, kata Luhut, penting bagi sebuah negara menentukan musuh yang paling penting. Seperti saat ini, musuh terbesar yang dihadapi krisis pangan dan energi.
"Dengan demikian ini harus kita tag ini, mana musuh yang penting. Energi kita atasi dengan yang tadi saya sebutkan dan pangan ini juga sudah kita sebutkan tadi," pungkasnya.
Sumber: Merdeka.com