LEBSI NEWS - Pengakuan mengejutkan disampaikan Penasihat Kapolri Prof Muradi bahwa ada sosok lebih berkuasa atau sosok kakak asuh dari Ferdy Sambo di geng mereka di tubuh Polri.
Prof Muradi menyebut Ferdy Sambo bukanlah pimpinan dari geng di internal Polri tersebut. Sosok kakak asuh di belakang Ferdy Sambo ini lah lebih berkuasa.
“Irjen Ferdy Sambo itu bukan kepala atau pimpinan dari salah satu faksi atau geng yang ada di internal Polri,” kata Muradi dalam keterangannya, Jumat (19/8/2022).
Guru Besar Ilmu Politik & Keamanan Universitas Padjadjaran (Unpad) mengatakan publik perlu melihat sedikit ke belakang bagaimana Ferdy Sambo mendapatkan jenderal bintang satu pertama kalinya atau Brigjen tahun 2019 lalu di masa Kapolri Idham Aziz.
Diketahui, Ferdy Sambo menjabat sebagai Dirtipidum Bareskrim Polri sejak November 2019 dengan pangkat Brigjen.
Setahun kemudian, Ferdy kembali dipromosikan Idham Azis menjadi Kadiv Propam Polri dengan pangkat Irjen.
“Dari situ kita akan lihat bahwa ada yang jauh lebih senior dari Irjen Sambo yang menjadi kakak asuh Irjen Sambo dan kawan-kawan yang menjadi bagian dari faksi tersebut,” ujarnya.
Prof Muradi melihat Ferdy Sambo hanya satu dari beberapa pejabat Polri saat ini yang diarahkan oleh Kakak Asuh dari salah satu faksi atau geng yang ada di tubuh Polri ini.
Menurutnya, jika Timsus bisa memeriksa dan membuktikan ada keterlibatan Kakak Asuh ini, maka perlawanan ke Kapolri Listyo Sigit Prabowo akan bisa meredup.
“Dari situ maka posisi Irjen Sambo dan sejumlah perwira yang menjadi bagian dari faksi yang dimaksud akan redup dan Timsus akan mudah melakukan kerja-kerja pengungkapannya,” ujarnya seperti dilihat dari liputan6.
Prof Muradi mengaku tak heran jika ada sebagian dari anggota Timsus ada yang memiliki kedekatan dengan Kakak Asuh Ferdy Sambo ini.
Yang sampai saat ini belum diproses dan dievaluasi keterlibatannya dalam kasus pembunuhan Brigadir Joshua di rumah Ferdy Sambo.
“Karena kedekatan tersebut, baik yang satu leting angkatan maupun pernah bersama-sama tugas, maka ada kehati-hatian yang dilakukan oleh Timsus dalam memproses sejumlah perwira yang lebih senior dari Irjen Sambo tersebut,” ujarnya.
“Sehingga tampak ada kesan abai dan tidak patuh atas instruksi dan perintah Kapolri,” kata Muradi melanjutkan.
Seperti diketahui, Kekaisaran Ferdy Sambo dan Konsorsium 303 itu seakan benar adanya di tubuh Polri.
Hal itu usai Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso blak-blakan perihal adanya informasi bahwa Satgasus pimpinan Ferdy Sambo jadi beking judi online 303.
Kasus ini disebut Sugeng sebagai tindak pidana mewah karena disinyalir judi online yang dilindungi Satgasus bisa menghasilkan uang dalam jumlah besar.
“Isu (beking 303) mencuat. Kami menyampaikan, ini Satgassus harus dievaluasi. Sesudah itu dibubarkan,” kata Sugeng di kantor PojokSatu.id, Jumat (19/8/2022) malam.
Sugeng lantas mengaitkan kabar dugaan adanya penemuan uang Rp900 miliar di rumah pribadi Ferdy Sambo.
Dugaan uang ratusan miliar itu disebut hasil Satgassus jadi beking judi online.
Hanya saja Sugeng tak mau bersepekulasi lebih dalam perihal uang Rp 900 miliar dari hasil Satgasus beking judi online 303. Pasalnya temuan uang ratusan miliar itu hanya masih dugaan.
“Ini pengandaian yah, karena ini tidak ditolak (dibantah), tapi juga tidak diiyakan Polri,” katanya.
“Tapi dengan menghadirkan tersangka dan barang bukti melalui publik ekspos. Kan mau dilimpahkan tahap pertama. Untuk memastikan itu ada atau tidak Rp900 miliar. Kalau ada, ini dahsyat,” tegasnya.
Sugeng mempertanyakan kebenaran uang 900 miliar itu kepada Polri. Pasalnya jika benar adanya uang itu, maka perlu dipertanyakan kehadiran Satgasus selama 4 tahun.
“Melibatkan siapa dan untuk kegiatan apa saja. Ini yang membuat saya ngeri untuk membuat sebuah analisis, karena ini belum klir,” ujarnya.
Sementara itu, jika dikaitkan dengan grafik Kaisar Ferdy Sambo dan Konsorsium 303, disebutkan uang yang dihasilkan Rp1,3 triliun per tahun dari Satgasus beking judi online 303.
Dan itu rencananya akan digunakan untuk proyek 2024.
Disebutkan dalam grafik Kaisar Ferdy Sambo dan Konsorsium 303. Proyek dimaksud, uang tersebut diperuntukkan untuk memimpin Operasi Capres Potensial 2024 atau mendukung calon RI 1 dengan dana judi.
Konon operasi tersebut akan dipimpin lansung oleh Ferdy Sambo dan dua jenderal lainnya yakni Irjen SN dan Irjen AD.
Disebutkan juga, bahwa target operasi ini menghantarkan Ferdy Sambo sebagai Kapolri 2024 sehingga konsorsium 303 tetap jalan.
Demikian uraian soal sosok kakak asuh yang lebih berkuasa dari Ferdy Sambo di gengnya ini, namun belum diketahui namanya. [pojoksatu]