LEBSI NEWS - Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Umar Syadat Hasibuan alias Gus Umar mengomentari kritikan pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno terhadap Ketum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono.
Sebelumnya, AHY mengklaim banyak pembangunan infrastruktur di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang kemudian banyak diresmikan presiden Joko Widodo.
Adi Prayitno menilai, kritik AHY terhadap pemerintahan Jokowi dalam pembangunan infrastruktur sebagai politik bunuh diri.
Menanggapi pernyataan Adi, Gus Umar memberikan sindiran keras.
Ia mengomentari pernyataan Adi yang belakangan mengkritik sejumlah partai.
Politikus PKB ini pun menantang Adi untuk mengkritik PDI Perjuangan.
"Ini pengamat siapa ya? Baru ya? Semua partai dia hantam kmrn PKB dia sikat skrg demokrat. Coba lu hantam PDIP berani gak?" ucapnya dilansir fajar.co.id dari twitter pribadinya, Minggu (25/9/2022).
Sebelumnya, Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai, kritik AHY terhadap pemerintahan Jokowi dalam pembangunan infrastruktur sebagai politik bunuh diri.
Sebab, infrastruktur justru selama ini jadi tulang punggung kepuasan publik terhadap Jokowi.
“Infrastruktur itu backbone politik Jokowi. Kepuasaan publik di bidang infrastruktur memuaskan. Wajah politik Jokowi itu wajah politik infrastruktur. Tak perlu ahli untuk jelaskan infrastruktur Jokowi unggul dari SBY. Mestinya kalau mau kritik bisa isu lain,” kata Adi kepada wartawan, Minggu (25/9).
Menurut Adi, serangan AHY ke pemerintah dinilai minim data. Sehingga Demokrat tampak kelimpungan menjawab serangan balik pemerintah.
“Ada kesan AHY butuh pengakuan kalau SBY juga berbuat sesuatu di negara ini, terutama di bidang insfrstruktur dengan nyerang pemerintah. Giliran diserang balik, Demokrat kelabakan tunjukkan fakta bahwa SBY lebih unggul soal infrastruktur. Terlihat peluru serangannya salah alamat dan salah isu,” ujarnya.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu mengatakan, AHY seharusnya memilih isu lain untuk mengkritik Pemerintah, bukan justru pembangunan infrastruktur yang secara fakta jauh mengungguli SBY.
“Kalau isu yang lain mungkin bisa masuk akal. Tapi kalau infrastruktur jelas itu bunuh diri,” papar Adi.
Senada juga disampaikan Ketua Formappi Lucius Karus. Menurutnya, klaim AHY yang menyebut Jokowi hanya gunting pita dari proyek ayahnya tidak didasarkan pada fakta. Klaim tanpa data ini justru dinilai merugikan Demokrat secara elektoral.
“Klaim AHY itu justru berdampak negatif untuk dirinya. Alih-alih dengan pernyataan tersebut bisa mengangkut pendukung Jokowi ke gerbong Demokrat, tetapi dengan klaim tidak sesuai fakta itu justru mungkin akan mendapatkan antipati. Padahal Jokowi masih punya pengikut banyak sehingga banyak dari parpol dan tokoh yang melakukan pendekatan (dengan Jokowi) untuk mendapatkan efek elektoral,” tegasnya.
Sebelumnya, dalam pidato pembukaan dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) Partai Demokrat, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (15/9), AHY menyebut Jokowi hanya meresmikan proyek infrastruktur yang sebelumnya memang sudah dijalankan pada era pemerintahan Presiden SBY.
“Jadi jelas banyak sekali proyek-proyek itu kami menyeluruh dan tidak sering kali dipublikasi. Ada yang mengatakan misal, jaman dulu enggak ada pembangunan infrastruktur nyatanya banyak,” ujar AHY.
AHY menyatakan, banyak pembangunan atau proyek infrastruktur yang dibangun era SBY, tapi tidak banyak dipublikasikan.
“Kami rencanakan, persiapkan, dialokasikan anggarannya, dan dimulai dibangun sehingga banyak yang tinggal dan sudah 70 persen bahkan tinggal 90 persen, tinggal gunting pita. Setahun (pemerintahan) gunting pita kira-kira masuk akal enggak,” pungkas AHY.
Sumber: fajar