Demonstrasi Mahasiswa Bela Publik, Bakal Menang. Jokowi diprediksi Bakal Tumbang -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Demonstrasi Mahasiswa Bela Publik, Bakal Menang. Jokowi diprediksi Bakal Tumbang

Sunday, September 25, 2022 | September 25, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-09-25T12:53:20Z

 

LEBSI NEWS -

LEBSI NEWS - Demonstrasi ribuan mahasiswa,perempuan dan masyarakat se-Indonesia memprotes Jokowi dan mendesak Jokowi turunkan harga BBM/energi, atau mundur kalau tetap bersikeras naikkan harga BBM, bakal berakhir dengan kejatuhan Jokowi. Mengapa? Karena nalar oligarkis rezim Jokowi versus nalar publik bakal dimenangkan nalar publik yang menginginkan keadilan sosial, bukan penindasan dan penghisapan ekonomi. Nalar Oligarkis selalu rakus, tamak dan menghisap sumber daya rakyat, sedangkan nalar publik (nalar mahasiswa) berkebalikan dengan semua itu. Pertarungan kepentingan Oligarki versus kepentingan Publik/Mahasiswa bakal dimenangkan publik (rakyat/mahasiswa), hanya tinggal menunggu kasus beli (trigger) sosio-politik, maka rezim Jokowi diprediksi bakal tumbang dan sungsang.

Demikian peringatan peneliti/dosen senior Universitas Paramadina Herdi Sahrasad dan Direktur LP3ES Abdul Hamid menanggapi demo-demo mahasiswa akhir-akhir ini. Kedua inteligensia itu memperingatkan rezim Jokowi yang ngotot naikkan harga BBM/energi.





















Abdul Hamid dan Herdi Sahrasad, keduanya berkopiah



 Keduanya sepakat dengan pandangan dan peringatan  Indonesia Democracy Monitor (Indemo) pimpinan tokoh Malari 1974  Dr Hariman Siregar menyangkut krisis ekonomi-politik global, perubahan iklim dan dampak perang Ukraina-Rusia, menunjukkan bahaya dan ancaman pada rezim Jokowi karena macetnya Trias Politika, tidak adanya good governance dan tiadanya Rule of Law, Korupsi/KKN yang merajalela, Proyek IKN dan proyek mercusuar yang mboten-mboten, dan daya beli rakyat ambruk dan naiknya harga-harga yang menuai kutuk. Demokrasi kriminal menggumpal, rakyat dihisap mensubsidi negara, krisis kepemimpinan sangat terasa. Tahun depan, Indonesia harus bayar bunga utang saja Rp441 trilliun (belum termasuk pokoknya sekitar Rp400 trilyun)  dengan cara ngutang lagi (utang baru). Pemerintah Jokowi terkesan sudah terikat  utang ala ''Pinjol'' raksasa !

‘’Dengan krisis keuangan, ambruknya ekonomi rakyat dan beban utang Rp7000 trilyun akibat  maraknya korupsi/KKN dan salah rezim Jokowi ini, maka Jokowi diambang kejatuhan oleh demo-demo mahasiswa yang heroik,’’ kata Hamid dan Herdi.

Menurut kedua aktivis senior itu, ke depan pasca Jokowi, bangsa kita butuh pemimpin yang mumpuni, humanis, tegas, berintegritas, punya rekam jejak,  dan sableng  serta kompeten mengatasi krisis ekonomi-politik, untuk menyelamatkan NKRI dari perpecahan social maupun disintegrasi, krisis kepercayaan dan frustasi sosial di kalangan anak-anak bangsa dari Sabang- Merauke.

‘’Hemat kami, jika rezim Jokowi jatuh, TNI dan civil society harus menyadari bahwa rezim Jokowi ini disapu  Siklus 20 tahunan dimana rakyat bakal terus sengsara kalau tak ada perbaikan ekonomi-politik,’’kata Hamid maupun Sahrasad.

Hamid dan Herdi mengatakan, tidak ada gunanya dikotomi Jawa-Luar Jawa, bangsa kita membutuhkan tokoh pemimpin rakyat yang mampu mengatasi krisis ekonomi dan kesengsaraan rakyat.

''Rakyat, mahasiswa dan kaum terpelajar harus menyadari bahwa Pada masa pergerakan kemerdekaan pertentangan Jawa-luar Jawa seperti ini tidak pernah terjadi. Sulit dibayangkan peristiwa seperti Sumpah Pemuda 1928 dapat berlangsung apabila para tokoh saat itu membatasi diri dengan dikotomi Jawa-non Jawa,'' ungkap kedua analis itu. 

Adakah solusinya agar Jokowi tidak jatuh? ''Ada, Jokowi harus batalkan kenaikan harga BBM/energi. Gitu aja kok repot,'' ujar Sahrasad dan Hamid mengutip seloroh Gus Dur.

(berbagai sumber)


Iklan

×
Berita Terbaru Update
close