PSSI Dituding Cuma Beretorika, Ingkar Beri Trauma Healing Korban Kanjuruhan, Komnas HAM: Kami Akan Cek -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

PSSI Dituding Cuma Beretorika, Ingkar Beri Trauma Healing Korban Kanjuruhan, Komnas HAM: Kami Akan Cek

Friday, November 18, 2022 | November 18, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-11-18T06:31:08Z

LEBSI NEWS - Komisi Nasional Hak Asasi (Komnas HAM) bakal menindaklanjuti soal PSSI yang ingkar janji dengan komitmennya memberikan trauma healing bagi para korban Tragedi Kemanusian Kanjuruhan.

Komisioner Komnas HAM, Uli Parulian Sihombing mengatakan, mereka juga sekaligus melakukan pengecekan terkait rekomendasi mereka ke PSSI dalam Tragedi Kemanusian Kanjuruhan.

"Untuk rekomendasi yang kami tuliskan itu, kami akan mengecek, follow up-nya sejauh mana rekomendasinya untuk ditindak lanjuti. Termasuk terkait dengan trauma healing bagi korban," kata Uli.

Sekjen Federasi KontraS, Andy Irfan selaku pendamping aremania, korban Kanjuruhan mengungkap PSSI tidak memberikan trauma healing bagi para korban. Dia menyatakan komitmen PSSI hanya retorika belaka.


"Retorika saja Itu. Tidak ada," kata Andy.

Andy mengungkapkan pasca-tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan 135 orang meninggal, masih menyisakan duka mendalam bagi para korban dan keluarga. Para korban masih trauma dengan peristiwa tersebut.


Andy bahkan mengatakan banyak dari para korban tidak mendapatkan perhatian yang serius.


"Ada banyak korban yang masih mengalami trauma secara psikologis. Dan juga belum mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah," kata Andy.

Janji PSSI


Untuk diketahui, Anggota Komite Eksekutif atau Exco PSSI, Sonhadji saat selesai menjalani pemeriksaan oleh Komnas HAM menyatakan berkomitmen memberikan trauma healing bagi para korban. Hal itu sesuai dengan permintaan Komnas HAM.

"Dari PSSI Insya Allah, Senin depan akan dibuat posko trauma healing di Malang yang akan menangani masyarakat yang terdampak, sampai dengan tenaga medis," ujar Sonhadji di Kantor Komnas HAM, Jakarta pada Kamis (13/10/2022) lalu.

Diketahui gas air mata ditembakkan polisi usai pertandingan antara Arema FC menjamu Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10) lalu. Akibatnya, dalam tragedi itu, bukan hanya menyebabkan korban meninggal sebanyak 135 jiwa, namun terdapat ratusan korban mengalami luka ringan hingga berat.


Dalam catatan dunia sepak bola Indonesia, tragedi Kanjuruhan merupakan peristiwa yang mengerikan,dengan jumlah korban meninggal mencapai 135 orang. Peristiwa ini pun terjadi di masa kepemimpinan Iwan Bule sebagai ketua umum PSSI, federasi sepak bola profesional Indonesia.

Sumber: suara

Iklan

×
Berita Terbaru Update
close