LEBSI NEWS - Sikap politikus PDIP Ruhut Sitompul yang nyinyir terhadap almarhum Budayawan Betawi, Ridwan Saidi atau Babe Saidi dengan mengkait-kaitkan kematiannya dengan dukungan kepada Anies Baswedan dinilai sudah keterlaluan.
Aktivis Kolaborasi Warga Jakarta Andi Sinulingga merasa heran dengan sikap Ruhut Sitompul yang menghina orang yang sudah meninggal dunia. Namun, Andi menyebut semua orang yang dihina Ruhut Sitompul justru ditinggikan alam semesta.
“Lihat aja gimana dia mengolok-olok Jokowi, kemudian Jokowi jadi presiden, justru dia yang terdepan menjilatnya,” tegas Andi Sinulingga kepada Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta, Rabu (28/12).
Di sisi lain, Andi Sinulingga juga menilai pernyataan Ruhut Sitompul tersebut sangat tendensius dan menunjukkan ketidakberadaban.
Pasalnya, Ruhut yang mengklaim Babe Saidi adalah sahabatnya, namun dia seolah seperti merasa bersyukur akhirnya pendukung Anies meninggal dunia satu persatu.
“Ruhut itu tak beradab. Orang meninggal dunia dia jadikan bahan olok-olok, bejat dia itu!” pungkasnya.
Sebelumnya, Ruhut Sitompul berkicau dalam akun Twitter pribadinya @ruhutsitompul mengucapkan selamat jalan kepada Ridwan Saidi yang diklaim adalah sahabatnya dan telah tutup usia beberapa waktu lalu.
Namun, dalam kicauannya tersebut, Ruhut menyebut bahwa Ridwan Saidi merupakan pendukung Anies Baswedan sehingga ia bersyukur akhirnya satu persatu pendukung Anies Baswedan meninggal dunia.
"Selamat jalan SahabatKu Bang RS, akhirnya Bakal Calon Presiden ga’benar pendukungnya satu persatu dipanggil yang Maha Kuasa Tuhan “Gusti Mboten Sare” MERDEKA🤟👍🙏🇮🇩," tulis Ruhut.
Sontak, kicauan Ruhut tersebut pun menuai kecaman netizen. Banyak yang menilai kicauan Ruhut itu tak pantas dilakukan, sebab duka cita tidak bisa dicampur aduk dengan politik.
"Parah banget, udah meninggal masih aja dibawa2 politik. Gak ada nurani nya sama sekali si Ruhut ini," tulis @farhan** dalam kolom komentar.
Budayawan Betawi, Ridwan Saidi atau pria yang akrab disapa Babe Saidi ini wafat di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Bintaro, Tangerang Selatan, Minggu (25/12), pukul 08.35 WIB.
Ridwan sendiri lahir pada 2 Juli 1942 di Sawah Besar, Jakarta Pusat. Kepergiannya meninggalkan seorang istri bernama Yahma Wisnani, lima anak dan empat menantu serta lima cucu.
Sumber: rmol