Mertua Pemuja Mantu (Spesial) -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mertua Pemuja Mantu (Spesial)

Friday, December 30, 2022 | December 30, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-12-30T09:55:27Z

Mertua Pemuja Mantu (Spesial)

Namaku Niko. Dua hari sebelum hari perkawinanku dengan Fitri. Waktu itu aku duduk berdua di kamar keluarga sambil membicarakan persiapan perkimpoianku. Mendadak lampu mati. Dalam kegelapan itu, ibu mertuaku (waktu itu masih calon) berdiri, saya pikir akan mencari lilin, tetapi justru ibu mertuaku memeluk dan menciumi pipi dan bibirku dengan lembut dan mesra. Aku kaget dan melongo karena aku tidak mengira sama sekali diciumi oleh calon ibu mertuaku yang cantik itu.

Hari-hari berikutnya aku bersikap seperti biasa, demikian juga ibu mertuaku. Pada saat-saat aku duduk berdua dengan dia, aku sering memberanikan diri memandang ibu mertuaku lama-lama, dan dia biasanya tersenyum manis dan berkata, “Apaa..?, sudah-sudah, ibu jadi malu”.

Terus terang saja aku sebenarnya merindukan untuk dapat bermesraan dengan ibu mertuaku itu. Aku kadang-kadang sagat merasa bersalah dengan Fitri istriku, dan juga ayahku mertua yang baik hati. Kadang-kadang aku demikian membayangkan ibu mertuaku.

Pagi-pagi hari berikutnya, aku ditelepon ibu mertuaku, minta agar sore harinya aku dapat mengantarkan ibu menengok famili yang sedang berada di rumah sakit, karena ayah mertuaku sedang pergi ke kota lain untuk urusan bisnis. Aku sih setuju saja. Sore harinya kami jadi pergi ke rumah sakit, dan pulang sudah sehabis maghrib. Seperti biasa aku selalu bersikap sopan dan hormat pada ibu mertuaku. Dalam perjalan pulang itu, aku memberanikan diri bertanya. 

“Bu, ngapain sih dulu ibu kok cium Niko?”.

“Aah, kamu ini kok masih diingat-ingat juga siih”, jawab ibuku sambil memandangku.

“Jelas dong buu…, Kan asyiik”, kataku menggoda.

“Nanti kedengaran ayahmu juga bisa geger lho Nik”.

“Tapii, sebenarnya kenapa siih bu…, Niko jadi penasaran lho”.

Nik, sebenarnya waktu itu, waktu kita jagongan itu, ibu lihat tampangmu itu kok ganteng banget. Hidungmu, bibirmu, matamu membuat ibu jadi gemes banget deeh sama kamu. Makanya waktu lampu mati itu, entah kenapa, ibu jadi pengin banget menciummu dan merangkulmu. Ibu sebenarnya jadi malu sekali, masa lihat menantunya sendiri kok blingsatan”.

“Ibu boleh percaya boleh tidak, kadang-kadang kalau Niko lagi sama Fitri, malah bayangin Ibu lho. Bener-bener nih. Sumpah deh. Kalau Ibu pernah bayangin Niko nggak kalau lagi sama Bapak”.“Aah masa bisa sama begitu sama ibu…", mertuaku malu-malu. 

Hati-hati setirnya. Nanti kalau nabrak-nabrak dikiranya nyetir sambil pacaran ama ibu mertuanya. Pasti ibu yang disalahin orang, Dikiranya yang mertua niih yang ngebet”, katanya.“Padahal dua-duanya ngebet lo Bu. Niko jadi pengiin banget sama ibu lho…

“Aduuh Nikkk, masa iya?". Tapi terus terang aja Nikkk.., Ibu jadi kayak orang jatuh cinta sama kamu.., Kalau udah begini, udah naik begini, ibu jadi pengin ngeL0ni kamu Nik …, Nik kita cepat pulang saja yaa…, Nanti diterusin dirumah…, Kita pulang ke rumahmu saja sekarang…, Toh lagi kosong khan…, Tapi Nik minggir sebentar Nik, ibu pengen cium kamu di sini”, kata ibu dengan suara bergetar. 

Ooh aku jadi berdebar-debar sekali. Aku minggir di tempat yang agak gelap. Sebenarnya kaca mobilku juga sudah gelap, sehingga tidak takut ketahuan orang. Aku dan ibu mertuaku berangkulan, berciuman dengan lembut penuh kerinduan. Benar-benar, selama ini kami saling merindukan.“eehhm…, Nikkk ibu kangen banget Nikkk”, bisik ibu mertuaku.

“Niko juga buu”, bisikku.

“Nikkk …, udah dulu Nik …, 

"Gimana niih, punya Niko sakit kejepit celana nihh”.

“iich nakal”, Pahaku dicubitnya.

“Okey…, buka dulu ritsluitingnya”, katanya.

Cepat-cepat aku buka dan….


Silahkan baca kelanjutannya di sini  Mertua Pemuja Mantu Full

Iklan

×
Berita Terbaru Update
close