Lahan pemakaman korban infeksi Covid-19 di wilayah Palembang, Sumatera Selatan yang bakal tergusur karena pembangunan Jal Tol Trans Sumatera Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapal Betung) dinilai sebagai kebijakan yang tidak tepat.
Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie bahkan berpendapat, cara berpikir pemerintah dalam melaksanakan kebijakan pembangunan infrastruktur bermasalah.
"Pemerintah kadang sempit berpikir," ujar Jerry kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (17/1).
Menurut doktor komunikasi politik America Global University ini, dalam tata kelola ruang dan pertanahan seharusnya pemerintah tidak mengorbankan pemakaman sebagai lahan yang bisa dibangun untuk sebuah infrastruktur.
"Kan lahan pekuburan ini tak bisa diratakan cari alternatif lain bagaimana agar jalan tol tak melewati pekuburan," tuturnya.
Lebih lanjut, Jerry berpendapat bahwa alih fungsi lahan juga harus mempertimbangkan segi sosial kemasyarakatan, agar tidak terjadi permasalahan ke depannya.
"Bagi saya harus dipikirkan dampak tol ini bagi keluarga setempat. Kan di tanah ini ada jasad keluarga mereka," katanya.
"Janganlah terlalu berambisi membangun tol tapi bisa berdampak buruk secara sosial," demikian Jerry menutup.
Sumber: rmol
Foto: Pemakaman Covid-19 di Kecamatan Gandus Palembang yang terancam kena imbas proyek Tol Kapal Betung/Net
