Nasib Anies Baswedan sebagai capres dari Partai Nasdem serasa di ujung tanduk usai pertemuan mendadak antara Presiden Jokowi dan Ketum Nasdem Surya Paloh.
Menurut pengamat politik Ujang Komarudin, capres Partai Nasdem Anies Baswedan, terancam didepak NasDem apabila reshuffle kabinet batal terjadi dalam waktu dekat ini.
Ujang Komarudin yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini menduga isu reshuffle atau perombakan kabinet turut dibahas saat pertemuan mendadak Surya Paloh dan Jokowi pada Kamis sore (26/1) di Istana Negara.
Isu reshuffle ini erat kaitannya dukungan yang diberikan NasDem untuk Anies Baswedan.
“NasDem terancam direshuffle, dan pertemuan itu bisa jadi membicarakan persoalan reshuffle,” ujar Ujang, Minggu (29/1/2023).
Ujang melanjutkan, reshuffle bisa saja terjadi, namun bisa saja urung terjadi.
Hal itu tergantung bagaimana komunikasi yang dibangun oleh Surya Paloh ke Jokowi.
Apabila NasDem mampu berkompromi dengan Jokowi untuk membatalkan reshuffle artinya ada titik temu kembali antara Paloh dengan Jokowi.
“Kalau NasDem-nya berkompromi dengan Jokowi pada pertemuan itu, maka reshuffle tidak akan terjadi, karena sudah deal,” katanya.
“Artinya ada titik temu kembali antara Surya Paloh dengan Jokowi tekait pencapresan,” jelas Ujang lagi.
“Kita lihat, kalau tidak ada reshuffle, berarti ada kompromi yang deal antara Surya Paloh dengan Jokowi,” katanya.
Sebaliknya jika tidak ada reshuffle kabinet yang membuang menteri-menteri Nasdem dari pemerintahan Jokowi-Ma’ruf, maka posisi Anies Baswedan terancam sebagai capres Nasdem.
“Jadi kuncinya di situ, kalau ada deal maka yang terancam Anies tidak bisa jadi capres,” kata Ujang Komarudin.
Ujang menduga pertemuan Surya dan Jokowi membahas keputusan NasDem mendukung Anies Baswedan maju sebagai calon presiden.
“Kemungkinan besar bicara pencapresan Anies, karena kita tahu bahwa Nasdem mendukung Anies, dan Jokowi itu saya melihatnya kepada Ganjar,” kata Ujang lagi menegaskan soal nasib Anies Baswedan ini.
Sumber: pojoksatu
Foto: Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin/Net
.jpg)
