Banjir ini pun menjadi sorotan nasional karena mengakibatkan lumpuhnya aktivitas masyarakat Kota Semarang. Salah satu yang turut mengomentarinya adalah Deputi Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat, Yan A Harahap.
Lewat akun Twitter-nya @YanHarahap, Yan terilhat mengomentari salah satu artikel online yang memuat situasi terkini dari banjir Semarang. Disebutkan bahwa saat itu ketinggian air banjir sudah mencapai 1 meter.
Situasi inilah yang dikomentari Yan dengan cuitan bernuansa politis. Sebab Yan menduga bakal ada pejabat berjanji menuntaskan masalah banjir apabila naik ke jabatan yang lebih tinggi.
"Mungkin, bentar lagi bakal ada yang ngomong begini, 'banjir Kota Semarang akan mudah diatasi jika Gubernurnya jadi Presiden dulu'," tulis Yan.
Cuitannya ini tentu mendapat atensi besar karena diduga menyindir pihak-pihak tertentu. Publik tentu langsung mengaitkan cuitan Yan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Pasalnya Kota Semarang merupakan wilayah kerja Ganjar sebagai gubernur. Selain itu, Ganjar sendiri juga digadang-gadang menjadi kandidat yang maju di Pemilihan Presiden 2024.
Namun bukan hanya Ganjar, tampaknya sindiran Yan juga membuat publik teringat dengan janji Presiden Joko Widodo di masa lalu.
Kala itu Jokowi menilai banjir dan kemacetan di Ibu Kota dapat lebih mudah diatasi bila dirinya menjadi presiden. Pasalnya masalah yang terjadi memerlukan solusi yang terintegrasi di kawasan Jabodetabek.
"Seharusnya lebih mudah (mengatasi kemacetan) karena kebijakan transportasi itu harusnya tidak hanya Jakarta, tapi juga Jabodetabek. Itu seperti halnya dengan masalah banjir," terang Jokowi di Balaikota Jakarta, Senin (24/3/2014).
"Banjir tidak hanya masalah Jakarta karena 90 persen air yang menggenangi Jakarta itu justru berasal dari atas (Bogor). Semua pengelolaan 13 sungai besar yang ada di Jakarta juga semuanya kewenangan pemerintah pusat," imbuhnya.
Di sisi lain, Ganjar Pranowo sendiri terpantau sudah turun ke lokasi kejadian sejak Sabtu (31/12/2022).
Sumber: suara