Gempa Dahsyat Guncang Turki, Ramalan Pria Ini Jadi Kenyataan? -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Gempa Dahsyat Guncang Turki, Ramalan Pria Ini Jadi Kenyataan?

Saturday, February 11, 2023 | February 11, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-02-11T13:43:52Z

GEMPA bumi berkekuatan M 7,8 mengguncang Turki selatan dan Suriah pada Senin 6 Februari 2023 pagi. Tiga hari sebelum gempa, ternyata peristiwa itu sudah diramalkan seorang pria.

Dia adalah seorang pakar gempa Belanda bernama Frank Hoogerbeets. Ia bekerja untuk organisasi Survei Geometri Tata Surya (SSGS) di Belanda.

Hoogerbeets telah memprediksi gempa tersebut pada 3 Februari 2023 atau tiga hari sebelum bencana tersebut benar-benar terjadi.

SSGS menggambarkan dirinya sebagai lembaga penelitian untuk memantau geometri antara benda langit yang terkait dengan aktivitas seismik di Twitter.

Melalui akun Twitternya, Hoogerbeets menulis: “Cepat atau lambat akan ada gempa ~M 7,5 M di wilayah ini (Turki Selatan-Tengah, Yordania, Suriah, Lebanon).”

Sebagaimana diberitakan News 18, setelah prediksinya menjadi viral, Frank Hoogerbeets menanggapi gempa yang terjadi dengan mengatakan, “seperti yang saya nyatakan sebelumnya, cepat atau lambat ini akan terjadi di wilayah ini, mirip dengan tahun 115 dan 526. Gempa bumi ini selalu didahului oleh geometri planet yang kritis, seperti yang kami lakukan pada 4-5 Februari,"

Gempa Turki menghancurkan ratusan bangunan dan menewaskan puluhan ribu orang lebih di kedua negara. Guncangan gempa yang terasa hingga Mesir itu berpusat di Gaziantep, Turki, sekira 90 kilometer dari perbatasan Suriah. Turki pun mengumumkan keadaan darurat selama 3 bulan.

Kembali ke prediksi Hoogerbeets, banyak juga yang mempertanyakan prediksinya. Bahkan, ada yang menyebutnya pseudosains atau ilmu semu.

Berdasarkan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), prediksi gempa tidak didukung oleh bukti ilmiah, karena gempa merupakan fenomena alam.

Laporan USGS menyebutkan, prediksi (oleh non-ilmuwan) biasanya mulai beredar di media sosial ketika terjadi sesuatu yang diyakini sebagai pertanda gempa yang akan segera terjadi.

Menurut Badan tersebut, prediksi dari para pakar ini terlaku digeneralisasikan. Jika gempa terjadi, yang agak cocok dengan prognosis mereka, maka mereka mengklaim prediksi tersebut sukses.

Meski, faktanya satu atau lebih elemen prediksi mereka berbeda secara drastis dari apa yang sebenarnya terjadi.

Selain itu, USGS menilai, apa yang disebut prekursor biasanya adalah segerombolan gempa bumi kecil, tingkat radon yang meningkat di daerah perairan di sekitar, perilaku hewan yang aneh, peningkatan besaran dalam peristiwa berukuran sedang, atau peristiwa berkekuatan sedang yang terjadi cukup jarang untuk menyiratkan bahwa itu mungkin merupakan gempa awal.

Namun, sebagian besar prekursor sering terjadi tanpa diikuti gempa bumi. Sehingga tidak mungkin membuat prediksi yang akurat. Jika ada dasar ilmiah, ramalan probabilistik dapat dibuat sebagai gantinya.

Sumber: okezone
Foto: Gempa Turki (Foto: Reuters)

Iklan

×
Berita Terbaru Update
close