Soal utang politik antara Anies Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno yang kini menjadi perbincangan publik sepatutnya tidak perlu dibuka. Pasalnya, iklim investasi politik ini sudah banyak terjadi baik di ranah eksekutif dan legislatif.
“Soal utang politik, ini terjadi di mana-mana. Itu komitmen politik soal dana kampanye, itu terjadi bukan hanya dalam kontek pilkada, sampai capres juga ada, di lesgilatif juga pasti ada,” kata pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (11/2).
Menurutnya, dalam skema tertentu banyak bandar yang meminjamkan uang untuk para tokoh yang akan maju dalam Pemilu. Namun, pada kasus yang terjadi pada Anies, Sandiaga yang menjadi bandar dan sekaligus cawagub pada Pilkada 2017 silam.
“Saya sih melihatnya itu komitmen bersama untuk bisa memenangkan pilkada. Biasanya begitu, ada deal-deal, dukungan-dukungan soal pendanaan ketika misalkan menang tidak bayar, ketika kalah bayar,” ucapnya.
Ujang melihat hal itu soal konsekuensi politik yang seharusnya tidak perlu diperdebatkan karena menyangkut dapur umum partai politik dengan tokoh yang diusung.
“Itulah konsekuensi skema politik kita yang berbiaya mahal, pasti gubernur dan calon gubernur harus punya modal," tutupnya.
Sumber: rmol
Foto: Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin/Net