Dua figur publik Anies Baswedan dan Novel Baswedan ternyata memiliki kakek yang merupakan pahlawan nasional yaitu AR Baswedan atau H Abdurrahman Baswedan.
AR Baswedan memiliki dua anak lelaki yaitu Rasyid Baswedan dan Salim Baswedan. Rasyid merupakan ayah Anies Baswedan, sementara Salim merupakan ayah dari Novel Baswedan.
Anies Baswedan merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta yang kini ditetapkan Koalisi Perubahan dan Persatuan sebagai Capres 2024.
Sementara Novel Baswedan dikenal sebagai mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tangguh.
Selain Anies dan Novel, ada dua orang lagi cucu dari AR Baswedan yaitu Abdillah Baswedan dan Ridwan Rasyid Baswedan.
AR Baswedan ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada November 2018 sesuai Keputusan Presiden Jokowi Nomor 123/TK/2018, dengan berpedoman pada UU Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
AR Baswedan semasa hidupnya dikenal sebagai seorang jurnalis dan diplomat.
Dia pernah menjadi Wakil Menteri Muda Penerangan RI pada Kabinet Sjahrir, Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat , Anggota Parlemen, dan Anggota Dewan Konstituante.
Sebagai diplomat yang kerap berinteraksi dengan orang-orang penting dari negara lain, AR Baswedan menguasai Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan Bahasa Belanda dengan fasih.
Pria kelahiran 9 September 1908 di Ampel, Surabaya ini merupakan salah satu tokoh keturunan Arab yang berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Dia menggalang para pemuda keturunan Arab untuk mengikrarkan Sumpah Pemuda Keturunan Arab di Semarang setelah mendirikan Persatoean Arab Indonesia (PAI).
Perbuatannya ini terinspirasi dari peristiwa sumpah pemuda 28 Oktober 1928.
Mengutip tulisan Buchory MS, Guru Besar Pasca Sarjana Universitas PGRI Yogyakarta, yang dimuat di laman arbaswedan.id, pada masa revolusi, AR Baswedan menyiapkan gerakan pemuda keturunan Arab untuk berperang melawan Belanda.
Mereka yang terpilih kemudian dilatih dengan semi militer di barak-barak. Mereka dipersiapkan secara fisik untuk bertempur. Dia sendiri pernah ditahan pada masa pendudukan Jepang (1942).
Menjelang Indonesia merdeka, AR Baswedan menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Bersama para pendiri bangsa lainnya terlibat aktif menyusun UUD 1945.
Sosok yang wafat pada 16 Maret 1986 di Jakarta ini pernah mengemban misi diplomatik ke Mesir untuk mendapatkan pengakuan de jure dan de facto atas kemerdekaan Indonesia.
Berkat jasanya itu, Mesir menjadi negara pertama di dunia yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Pada masa kemerdekaan, AR Baswedan sempat masuk dalam kabinet yakni sebagai Wakil Menteri Muda Penerangan RI pada Kabinet Sjahrir.
Ia pernah menjadi bagian dari Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), Anggota Parlemen, dan Anggota Dewan Konstituante.
Berdasarkan keterangan Anies, usulan pemberian gelar terhadap AR Baswedan sudah diajukan sejak 2010 bersama delapan nama lainnya oleh Yayasan Nasinal Building yang dipimpin oleh Edi Lembong.
Namun pada tahun 2018 lalu atau masa Presiden Jokowi, usulan inipun disetujui oleh pemerintah dan AR Baswedan atau Abdurrachman Baswedan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Sumber: pojoksatu
Foto: Dua Pahlawan Nasional AR Baswedan dan Agus Salim (ist)