Denny Indrayana akan Adukan Presiden Jokowi ke PM Australia Anthony Albanese Terkait HAM dan Korupsi -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Denny Indrayana akan Adukan Presiden Jokowi ke PM Australia Anthony Albanese Terkait HAM dan Korupsi

Wednesday, July 5, 2023 | July 05, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-05T05:57:56Z

Pakar Hukum Tata Negara Prof Denny Indrayana akan menulis surat terbuka kepada Perdana Menteri Australia Anthony Albanese bertepatan kunjungan Presiden Joko Widodo ke negara tersebut.

Presiden Jokowi memulai kunjungan ke Sydney, Australia, Senin (3/7/2023) hingga Rabu (5/7/2023).

Dalam beberapa kesempatan, Denny Indrayana bersuara keras untuk mengkritisi berbagai isu di Indonesia, seperti rencana putusan Mahkamah Konstitusi dan juga kebijakan Presiden Jokowi.

Denny Indrayana saat ini tinggal di Australia karena menjadi pengajar dan juga membuka kantor pengacara, Integrity.

Dalam pandangan Denny Indrayana, Jokowi menjadi sumber utama munculnya berbagai persoalan hukum, hak asasi manusia (HAM), dan penanganan korupsi di tanah air. 

"Saya sempat terpikir untuk membuat surat terbuka kepada PM Australia, memprotes berbagai isu hukum, HAM dan antikorupsi di tanah air," tulis Denny Indrayana di akun Twitternya, Senin pagi ini.

Wartakotalive.com telah menghubungi Denny Indrayana dan diizinkan mengutip cuitan tersebut untuk dijadikan berita. 

Dalam pandangan Denny Indrayana, isu-isu hukum, HAM, antikorupsi, tidak kunjung diselesaikan pemerintahan Jokowi.

Bahkan, Denny berpandangan dan menyimpulkan bahwa Presiden Jokowi adalah salah satu sumber utama masalah tersebut.

"Maka, dibutuhkan dorongan dari masyarakat dan dunia internasional untuk ikut membantu penyelesaian masalah-masalah tersebut, tanpa harus mengganggu kedaulatan bangsa Indonesia," ujar Denny.

Meski demikian, mantan Menteri Hukum dan HAM pada era Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menunda rencana tersebut dengan alasan tertentu.

Tetapi, Denny Indrayana opsi untuk membawa isu penegakan hukum, HAM, dan antikorupsi di Indonesia agar menjadi atensi dunia internasional, tetap ada dalam pemikirannya,  tinggal cara dan waktu yang pas.

Kritik Denny Indrayana terhadap Presiden Jokowi

Berikut cuitan lengkap Denny Indrayana melalui akun twitternya, Senin (3/7/2023) pagi dari Australia. 

Hari ini Presiden Jokowi mulai melakukan kunjungan kenegaraan ke Sydney, Australia, hingga tanggal 5 Juli 2023.

Saya sempat terpikir untuk membuat surat terbuka kepada PM Australia, memprotes berbagai isu hukum, HAM dan antikorupsi di tanah air.

Karena sebenarnya, secara domestik, isu-isu tersebut tidak kunjung diselesaikan pemerintahan Jokowi.

Bahkan, saya berpandangan dan menyimpulkan, Presiden Jokowi adalah salah satu sumber utama masalahnya.

Maka, dibutuhkan dorongan dari masyarakat dan dunia internasional untuk ikut membantu penyelesaian masalah-masalah tersebut, tanpa harus mengganggu kedaulatan bangsa Indonesia.

Tetapi, setelah menimbang berbagai aspek, dan tetap tidak ingin mempermalukan Presiden Jokowi, yang bagaimanapun adalah simbol negara bangsa kita, Indonesia, saya putuskan tidak -- paling tidak belum -- menuliskan surat terbuka demikian.

Opsi untuk membawa isu penegakan hukum, ham dan antikorupsi di Indonesia tersebut, agar menjadi atensi dunia internasional, tetap ada dalam pemikiran saya, tinggal cara dan waktunya yang perlu dipikirkan secara tepat dan bijak.

Keep on fighting for the better Indonesia!

Denny Indrayana Serang Buzzer Presiden Jokowi

Sebelumnya diberitakan Wartakotalive.com, Pakar Hukum Tata Negara Prof Denny Indrayana kembali melakukan serangan ke kubu pemerintah atau Presiden Joko Widodo dengan pernyataannya, di saat merayakan Lebaran Haji di Australia.

Kali ini, Denny Indrayana menyindir para pegiat media sosial pendukung pemerintah atau Presiden Jokowi atau buzzer Jokowi yang disebutnya BuzzerRp, saat ini sedang marah dibakar angkara murka.

Sebab kata Denny Indrayana, para buzzer Jokowi tersebut atau BuzzeRp itu, sampai kini belum juga menerima bayaran dari pemerintah atau dana yang dijanjikan kepada mereka belum juga turun sampai saat ini.

"Hari ini diundang open house lebaran di rumah Pak Ali, Deer Park, Melbourne. Bakar sate dan lambchop, maknyuss! Sebenarnya pengen bakar yang lain juga, tapi hati para BuzzerRp kelihatannya sudah hangus dibakar angkara, sedang dana belum turun juga. Buktinya? Lihat komentar di bawah. Hehehe," ujar Denny di akun Twitternya @dennyindrayana, Rabu (28/6/2023).

Denny juga menyelipkan video dirinya sedang membakar sate.

"Sate apa ini Pak Ali? Kambing. Ini Lebaran Idul Adha, jadi kita harus bakar kambing," ujar Denny di video sambi bercengkerama dengan beberapa orang.

"Selamat Hari Raya Idul Adha, sambil menikmati sate. Sambil bersilahturahim," kata Denny.

Sontak cuitan Denny Indrayana yang menyindir para BuzzeRp di saat merayakan Lebaran Haji dikomentari beragam oleh netizen.

Sebagian ada yang mengecamnya, sebagian juga mendukungnya.

"makna hari raya Idul Adha itu ikhlas pak bukan kompor," ujar @deckytrianto.

"PENEBAR FITNAH...mulai lagi bikin HOAKS ..."SIAPA YG MENEBAR FITNAH..DIA SENDIRI YG MENJADI KAYU BAKARNYA" (Ali bin Abi Thalib Ra) profesor kok dungu...kemplu kok profesor," tambah @nobsiabadi.

"Sudah gendut bulat kayak gentong , masih aja makan daging bakar", entar juga mati kena serangan jantung...dasar PENGECUT...balik loe ke INDONESIA, JANGAN BERLINDUNG KE KETIAK ORANG BARAT," tambah @gogo74070675957.

"Anda makin hari makin ngak mutu. Penyebar hoax. Semoga polisi cepat menangkap anda!!," kecam @jfgltm.

"Biarkan mereka yang terbakar karan niat jahatnya sudah terbongkar... mending rapatkam shof untuk 2024," kata @harisuwarso2.

"BUZZERRP KEPANASAN MELIHAT ANDA ENJOY DI AUSTRALIA PROF,,,, SEMOGA PROFESOR SENANTIASA DALAM RAHMAN DAN RAHIM-NYA, AAMIIINNNNN ALLAHUMMA AAMIIINNNNN,,,," kata @ArtonArton6.

"Horee.. si dongo muncul lagi," ujar @wid_oes1260.

"Bapak ini sebenarnya dlm rangka apa sih di Ausiee? Klo benar caleg bukannya harusnya turun menyapa calon konstituen di dapil2 Indonesia yg sdh ditentukan biar ada peluang terpilih? Moso malah ke negara bule yg gak pny hak pilih sih..,' kata @CarolineSarah5.

"Bukannya hati elo yg udah kebakar Den..," kata @budiman_anwar.

"Satu lagi dari Prof.@dennyindrayana yang sangat menggetarkan Jiwa para BuzzerRp Terbakar. Ternyata mudah sekali para BuzzerRp ini terpancing amarahnya ya? karena ya mainnya sekitaran Comberan atau Septic Tank saja. Pun Karena hati mereka sangat “KERUH” Akal sehatnya terbelenggu!," balas @GarenggA46.

"Semoga dikemudian hari tidak diberi kekuasaan Pribadi tak bermutu," kata @GunturSinabari1.

"Mukenya Denny makin lama makin mirip kanguru setelah lama di Aussie.....," kata @AkinaNelya.

Denny Sebut Jokowi Masalah Kita

Sebelum ini, Denny Indrayana membuat cuitan yang menilai bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi layak dimakzulkan dengan alasannya di akun Twitternya, @dennyindrayana, Minggu (25/6/2023).

"Jokowi adalah (Masalah) Kita: Wajib Diberhentikan. Jokowi bukan hanya bisa, tapi wajib dimakzulkan?," cuit Denny Indrayana.

Menurut Denny Indrayana, logika berfikirnya sederhana atau simple logic.

"Kita harus berfikir lebih sehat, lebih waras. Karena saat ini sudah banyak logika yang bengkok. Misal, mengatakan Kaesang tidak membangun dinasti, karena beda Kartu Keluarga dengan Jokowi. Atau, Jokowi tidak bisa dimakzulkan, karena dipilih langsung oleh rakyat. Itu logika nyungsep," ujar Denny Indrayana.

Berikut tiga logika sederhana, menurut Denny, yang merupakan pelanggaran Jokowi yang masuk delik pemakzulan.

"Pertama, Jokowi patut diduga melakukan korupsi memperdagangkan pengaruh. Kasusnya adalah yang dilaporkan Ubeidilah Badrun pada 10 Januari 2022, sudah lebih dari setahun yang lalu, tanpa ada progres," ujarnya.

"Yaitu, laporan dugaan korupsi suap yang diterima anak-anak Jokowi, seolah-olah penyertaan modal ratusan miliar Rupiah. Modal besar demikian tidak mungkin diberikan, kalau Gibran dan Kaesang bukan anak Presiden Jokowi," katanya.

"Saya berpendapat, inilah modus trading in influnce, memperdagangkan pengaruh Jokowi sebagai Presiden," ujarnya.

Logika sederhananya, kata Denny, yang terjadi adalah korupsi memperdagangkan pengaruh Presiden Jokowi, bukan penyertaan modal.

"Kedua, Presiden Jokowi patut diduga melakukan korupsi, menghalang-halangi proses penegakan hukum. Kepada seorang anggota kabinet, pimpinan KPK menyatakan ada 4 kasus korupsi yang menjerat seorang elit politik. KPK siap mentersangkakan dengan seizin Presiden," kata Denny.

Sampai saat ini, tambahnya sang elit tetap aman, karena berada dalam barisan koalisi Jokowi.

"Itu jelas melanggar Pasal 21 UU Tipikor, Jokowi menghalang-halangi penegakan hukum (Obstruction of Justice)," tambah Denny.

Ketiga, kata Denny, Presiden Jokowi melanggar konstitusi, kebebasan berorganisasi, karenanya masuk delik penghianatan terhadap negara.

"Moeldokogate, yaitu pembegalan Partai Demokrat oleh KSP Moeldoko adalah pelanggaran HAM. Pembiaran atau by ommision oleh Presiden Jokowi menunjukkan Beliau terlibat, mencopet demokrat," katanya.

Logika sederhana, menurut Denny, Moeldokogate bukanlah hak politik Moeldoko yang patut dihormati, tetapi adalah pembegalan parpol yang adalah kejahatan.

Pembiaran Presiden Jokowi atas pembegalan partai, melanggar HAM, melanggar konstitusi, dan secara UU Pemilu, menurut Denny, adalah pengkhianatan terhadap negara.

"Dengan tiga delik pelanggaran impeachment yang kasat mata di atas, DPR bukan tidak mampu (unable) untuk memberhentikan Jokowi, tetapi tidak mau (umwilling). Salam logika akal sehat," kata Denny.

Surat Terbuka

Pakar Hukum Tata Negara Denny Indrayana melakukan manuver terbarunya dalam melihat langkah cawe-cawe Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Pilpres 2024 ini.

Denny Indrayana mengirimkan surat terbuka ke pimpinan DPR tertanggal Rabu (7/6/2023) hari ini untuk meminta DPR memulai proses impeachmet atau pemecatan kepada Presiden Jokowi.

Alasannya, kata Denny Indrayana, Jokowi diduga melakukan 3 pelanggaran konstitusi dan layak dimakzulkan atau dipecat oleh DPR.

Hal itu dikatakan Denny Indrayana melalui akun Twitternya @dennyindrayana, dengan melampirkan foto surat.

"Berikut adalah Surat Terbuka saya kepada Pimpinan DPR untuk memulai proses impeachment (pemecatan) kepada Presiden Jokowi. Saya sampaikan tiga dugaan pelanggaran konstitusi," cuit Denny.

"Sebagai bukti awal, saya tuliskan kesaksian seorang Tokoh Bangsa, yang pernah menjadi Wakil Presiden, bahwa Presiden Jokowi sedari awal memang mendesign hanya ada dua capres dalam Pilpres 2024, tanpa Anies Baswedan," kata Denny.

Menurut Denny, sebagai bukti awal, kesaksian tersebut tentu harus divalidasi kebenarannya.

"Saya menyarankan DPR melakukan investigasi melalui hak angketnya, yang dijamin UUD 1945. Apalagi bukti dan informasi lain, silakan baca lengkap Surat Terbuka di atas, agar tidak gagal paham," ujar Denny.

Dalam surat terbukanya Denny mengawali dengan menjelaskan bahwa situasi politik dan hukum Indonesia sedang tidak normal karena banyak saluran aspirasi ditutup dan bahkan dipidanakan.

"Salah satunya adalah yang dialami oleh Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti. Mereka dikriminalisasi karena menyampaikan kritik dan pengawasan publiknya. Karena itu, saya "terpaksa" membawa mata dan hati rakyat untuk ikut mencermati laporan ini," kata Denny dalam suratnya.

"Saya berpendapat, Presiden Joko Widodo sudah layak menjalani proses pemeriksaan impeachment (pemakzulan) karena sikap tidak netralnya alias cawe-cawe dalam Pilpres 2024," tambah Denny.

"Sering saya katakan, sebagai perbandingan, Presiden Richard Nixon terpaksa mundur karena takut dimakzulkan akibat skandal Watergate. Yaitu, ketika kantor Partai Demokrat Amerika dibobol untuk memasang alat sadap. Pelanggaran konstitusi yang dilakukan Presiden Jokowi jauh lebih berbahaya, sehingga lebih layak dimakzulkan," beber Denny.

Sumber: tribunnews
Foto: Pakar Hukum Tata Negara Prof Denny Indrayana kembali serang Presiden Jokowi. Kali ini akan adukan ke PM Australia bertepatan kunjungan Jokowi./Akun Twitter @dennyindrayana

Iklan

×
Berita Terbaru Update
close