Pengamat politik Rocky Gerung diundang untuk menjadi pengisi acara di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Pada undangan kali ini, Rocky Gerung akan jadi pemateri dalam acara membahas pemerintah dan kontestasi politik tahun 2024.
Acara ini sebelum hari H, sempat dialihkan dari kampus ke sebuah Cafe bernama Warung Kopi Bento.
Alasan acara ini dipindahkan karena rektor UMY tidak memberikan izin acara ini diselenggarakan.
Menanggapi hak tersebut, Rocky Gerung memberikan pernyataan sarkas untuk sang rektor UMY.
“Ini kota pelajar tapi rektornya kurang ajar, ini kota siswa tapi PSI bikin kecewa.” Ujar Rocky di hadapan mahasiswa UMY.
Dalam pidatonya, Rocky Gerung mengatakan kepada mahasiswa UMY bebas untuk mendukung dan memilih siapapun
“Terserah kalian mau memilih Anies, berpihak kepada Prabowo, kalau kalian memilih Ganjar saya bingung,” Sontak mahasiswa yang hadir tertawa.
Kemudian Rocky juga mengingatkan supaya paham dan memiliki pondasi yang kokoh tentang menganalisis fenomena politik hari ini. Bukan hanya sekedar mengejek Gibran dan mengecam Jokowi.
Pada close statementnya sebelum membuka sesi tanya jawab, Rocky melempar pernyataan sarkas.
“Baiklah, sebelum saya mengakhiri pembukaan ini, saya berharap tidak ada kedunguan diantara kita. Tau kedunguan datangnya dari mana? Karena kebanyakan asam sulfat!” sontak hadirin yang hadir tertawa sambil bertepuk tangan.
Pada sesi tanya jawab mahasiswa menanyakan kepada Rocky, bagaimana membangkitkan semangat Wiji Thukul dan Tan Malaka. Apakah kita harus membaca karya-karya mereka atau ada acara lain.
Hal ini ditanyakan mahasiswa karena dia merasa bahwa semangat perlawanan terhadap pemerintah sudah luntur.
Rocky menjawab bahwa sebenarnya tidak harus membaca karya-karya Wiji dan Tan untuk menyusupkan semangat mereka kepada diri mahasiswa untuk meruntuhkan oligarki.
Tapi semangat oligarki itu harus datang dari dalam diri individu masing-masing lewat semangat berjuang dengan pondasi ilmu yang kokoh.
“Mengikutip feminis Audre Lorde Rocky mengatakan bahwa istana raja tidak mungkin diruntuhkan oleh peralatan raja. Jadi, harus ada duel argumen dari luar istana jangan takut. Jangan bertanya tentang kecemasan, kemampuan anda melihat masa depan dibatalkan jadinya,” Jawab Rocky.
Kemudian mahasiswa dari Universitas Pattimura Ambon bertanya soal kaitan demokrasi politik dengan demokrasi ekonomi.
Rocky menyatakan bahwa kekuatan ekonomi dan model ekonomi era Jokowi terjadinya market society.
Karena warga negara hanya diposisikan sebagai konsumen. Makanya banyaknya perampasan lahan, contohnya seperti di Rempang.
Jadi harus ada paksaan politik dari masyarakat kepada pemerintah untuk merombak market society.
Jangan sampai bayi-bayi yang lahir di Indonesia kedepannya terserang stunting karena kekacauan ekonomi.
“Ada 25 persen di Indonesia ibu hamil yang kurang gizi yang membuat calon bayi berpotensi stunting. Setiap bayi yang dikandung itu dibebani oleh stunting dan hutang 50 juta rupiah,” ucap Rocky.
Dalam penutupan acara Rocky menutup dengan sebuah pesan bahwa mahasiswa harus jadi sekumpulan pikiran bukan segerombolan pemilih untuk menjadi pondasi perubahan.
Sumber: kilat
Foto: Rocky Gerung (youtube.com/Indonesia Lawyer Club)