'Heru Budi Hartono Hari Ini Adalah Gambaran Awal Indonesia di 2024-2029' -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

'Heru Budi Hartono Hari Ini Adalah Gambaran Awal Indonesia di 2024-2029'

Thursday, March 7, 2024 | March 07, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-03-07T15:26:35Z

Pegiat media sosial Jhon Sitorus menilai tindakan yang dilakukan Penjabat Gubernur (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk Ibu Kota menunjukkan gambaran awal Indonesia di 2024-2029.

Karena menurut Jhon, pencabutan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) yang dilakukan Heru Budi merupakan bagian dari upaya mengalihkan anggaran pada sektor lain, dan mendukung visi paslon nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Heru Budi Hartono hari ini adalah gambaran awal Indonesia di 2024-2029. KJMU yang dibatalkan untuk ribuan pelajar ini adalah bagian dari upaya pengalihan anggaran ke sektor lain. Ini sekaligus satu visi dengan Prabowo Gibran, MENGENYANGKAN bangsa, bukan mencerdaskan bangsa," ucapnya, dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Kamis (7/3).

Sebelumnya, Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Ima Mahdiah mengungkapkan bahwa Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memangkas penerima Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) dari semula 19.000 orang menjadi 7.000 orang.

Ia menegaskan KJMU menjadi hak mahasiswa menyelesaikan pendidikan hingga rampung, sehingga tidak perlu mendaftarkan diri kembali sebagai penerima KJMU pertahunnya.

"Karena logikanya, orang yang dapat KJMU itu sudah harus sampai tuntas, dia enggak perlu pendaftaraan tiap tahun. Bukan di tengah jalan dipotong," ucap Ima., dikutip dari Tirto.

Namun sekarang sebagian besar penerima KJMU malah dicabut Heru Budi melalui Pemprov DKI Jakarta, sehingga menurutnya Pj Gubernur DKI Jakarta itu tidak memiliki kepekaan terhadap masyarakat kelas menengah ke bawah.

Ia pun mengaku bersama teman satu komisinya kerap menyampaikan kondisi masyarakat kepada Heru Budi, namun masukan yang diberikannya tidak digubris, berbeda dengan Anies Baswedan saat menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Seburuk-buruknya Pak Anies, dia masih mau mendengar kalau kita kasih saran. Tapi Pak Heru sendiri, kayaknya kita gak digubris. Jadi, kita ini kan menemukan yang ada kejadian di lapangan, tapi ini tidak digubris juga," urainya. 

"Ya [saran yang disampaikan ke Heru Budi] masuk kuping kanan, keluar kuping kiri," imbuh Ima.

Sumber: populis
Foto: Penjabat Gubernur (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono/Net

Iklan

×
Berita Terbaru Update
close