Benda-benda yang umum dijadikan mahar pernikahan adalah emas atau uang. Namun, pria di Manokwari, Papua Barat, ini punya "ide" yang out of the box, lain daripada yang lain.
Bagaimana tidak, pria berinisial HN ini memilih senjata api (senpi) untuk dijadikan mahar pernikahan anaknya. Tak tanggung-tanggung, HN menyiapkan 3 senpi untuk dijadikan mahar. Yaitu senapan serbu M-16, AK-47, dan Mouzer.
Atas rencananya yang nyeleneh itu, HN pun harus berurusan dengan Polresta Manokwari.
"Kami amankan tiga senjata api organik jenis M-16, Mouzer, dan AK-47," kata Kapolresta Manokwari, Kombes RB Simangunsong, dalam keterangannya yang diterima redaksi, Sabtu (22/6).
HN mengaku kepada penyidik bahwa dirinya membeli 3 senpi itu dari seseorang di Maluku. Dia menegaskan senjata api itu dibeli untuk dijadikan mahar bagi tiga putranya.
"Informasi sementara, si pelaku HN mengatakan senjata ini dibeli dari Maluku untuk maskawin (mahar), di mana yang bersangkutan memiliki tiga anak laki-laki yang tadinya akan dikawinkan dan ini maskawinnya," beber RB Simangunsong.
Ditambahkan Kapolresta, 3 senpi jenis organik yang memiliki jarak tembak 300-600 meter itu diduga berasal dari luar negeri.
"Senjata organik ada yang M 16 (jarak jangkau 300 meter), Mouzer (300-600 meter), dan AK-47 (300 meter) yang dimodifikasi saja, tapi itu organik dan ada alurnya. Senjata ini dari luar negeri (Filipina)," tuturnya.
Setelah menjalani pemeriksaan, HN kini hanya dikenai wajib lapor. Namun, polisi terus melakukan penyelidikan terkait penyebaran senpi tersebut.
"Untuk pelaku ini, karena yang bersangkutan kooperatif dari keluarganya dan tidak ada catatan tindak pidana lain, maka sampai saat ini yang bersangkutan wajib lapor sambil menunggu informasi dari kasus awalnya yang berasa dari luar Maluku. Ini kami kembangkan, dan cari tahu sudah beredar ke mana saja," jelasnya.
"Sejauh ini, total senpi yang kami amankan itu sekitar 36, yang organik dan yang dirakit. Jadi, saya mau sampaikan, kita jadikan kota ini berkat, sehingga cerita-cerita terkait maskawin senpi itu tidak ada, karena perkawinan itu tidak ada hubungannya dengan senjata, tetapi sebuah keharmonisan rumah tangga," pungkas RB Simangunson.
Sumber: rmol
Kapolresta Manokwari Kombes Rivadin Benny Simangunsong (tengah) bersama jajarannya menunjukan tiga jenis senjata api organik yang disita dari warga sipil di Manokwari/DOK ANTARA