Penelitian seksama situs batu Gunung Padang Cianjur tahun 2012 lalu semakin menegaskan bahwa kebudayaan tinggi sudah ada di Cianjur sejak lama. Peninggalan pra sejarah tersebut bagi warga Cianjur tentu sangat membanggakan, dan ternyata tidak hanya diketemukannya situs tersebut, dalam naskah Pangeran Wangsakerta 1677 menerangkan bahwa salah satu kerajaan tertua di Jawa Barat juga pernah berdiri di Cianjur pada awal abad ke 2 hingga abad ke 5 M yaitu kerajaan Tanjung Kidul dan Kerajaan Jampang Manggung.
Namun sayangnya informasi tentang keberadaan kerajaan-kerajaan di Cianjur sangat terbatas, oleh karena itu melalui buku ini keberadaan kerajaan- kerajaan tersebut akan dikenalkan walaupun masih melalui bukti sekunder yakni Wawacan dan Pantun. Kerajaan Tanjung Kidul, kerajaan Jampang Manggung ditampilkan pada paparan dibawah ini, kedepannya diharapkan akan menjadi pijakan awal bagi para ahli sejarah dan kalangan akademisi untuk penelitian lebih seksama.
Kerajaan Tanjung Kidul, Agrabinta.
Kerajaan tertua di Cianjur diperkirakan pernah berdiri di wilayah Cianjur Selatan tepatnya di Kecamatan Agrabinta. Nama kerajaan tersebut Tanjung Kidul dalam naskah Wangsakerta tahun 1677 diceritakan kerajaan ini hanya diperintah empat orang raja. Prabu Sweta Liman Sakti adalah raja pertama kerajaan Tanjung Kidul yang beribu kota Agrabintapura . Yoseph Iskandar salah seorang yang mempolerkan naskah Wangsakerta menceritakan bahwa Sweta Liman Sakti adalah asli dari India. Ia adalah adik kandung Dewawarman yang mendirikan kerajaan Salakanagara.
Kerajaan Tanjung Kidul, Agrabinta.
Kerajaan tertua di Cianjur diperkirakan pernah berdiri di wilayah Cianjur Selatan tepatnya di Kecamatan Agrabinta. Nama kerajaan tersebut Tanjung Kidul dalam naskah Wangsakerta tahun 1677 diceritakan kerajaan ini hanya diperintah empat orang raja. Prabu Sweta Liman Sakti adalah raja pertama kerajaan Tanjung Kidul yang beribu kota Agrabintapura . Yoseph Iskandar salah seorang yang mempolerkan naskah Wangsakerta menceritakan bahwa Sweta Liman Sakti adalah asli dari India. Ia adalah adik kandung Dewawarman yang mendirikan kerajaan Salakanagara.
Kedatangan rombongan Dewawarman semula hanyalah kunjungan yang biasa dilakukan para duta kerajaan Palawa India ke berbagai pulau di Nusantara. Namun saat mengunjungi gunung Pulosari Banten, Dewawarman bertemu dengan Aki Tirem Sang Aki Luhur Mulya. Aki Tirem adalah kuwu didaerah Pulosari, ia mengutarakan keadaan daerahnya yang selalu mendapatkan gangguan bajak laut. Dewawarman kemudian berupaya menumpas bajak laut, ia bersama adik-adik dan rombongannya membutuhkan waktu hingga enam bulan untuk memadamkan aksi para bajak laut hingga Pulosari dinyatakan aman.
Seusai membantu Aki Tirem, Dewawarman kemudian dijodohkan dengan Nyai Pohaci Larasati anak gadis Aki Tirem. Hal itu juga membuat para pengikut Dewawarmanpun menikah dengan wanita setempat dan tidak kembali lagi ke India. Dan setelah Aki Tirem meninggal dunia pada tahun 130 M Dewawarman melanjutkan kepemimpinan mertuanya. Dari pemerintahan Kuwu yang tradisional menjadi sebuah kerajaan Hindu bernama Salakanagara yang beribu kota Rajatapura. Dewawarman menjadi raja pertama dinasti Salakanagara dengan gelar Prabu Darmaloka Dewawarman Ajiraksa Gapura Sagara.
Seusai membantu Aki Tirem, Dewawarman kemudian dijodohkan dengan Nyai Pohaci Larasati anak gadis Aki Tirem. Hal itu juga membuat para pengikut Dewawarmanpun menikah dengan wanita setempat dan tidak kembali lagi ke India. Dan setelah Aki Tirem meninggal dunia pada tahun 130 M Dewawarman melanjutkan kepemimpinan mertuanya. Dari pemerintahan Kuwu yang tradisional menjadi sebuah kerajaan Hindu bernama Salakanagara yang beribu kota Rajatapura. Dewawarman menjadi raja pertama dinasti Salakanagara dengan gelar Prabu Darmaloka Dewawarman Ajiraksa Gapura Sagara.
Setelah mendirikan kerajaan Salakanagara, Dewawarman mengangkat adik-adiknya menjadi raja daerah, didaerah Ujung Kulon ia mengangkat Bahadura Hariguna Jayasakti sebagai raja daerah. Sedangkan adiknya yang bungsu Sweta Liman Sakti ia angkat menjadi raja kerajaan Tanjung Kidul yang beribukota Agrabintapura di Cianjur Selatan. Kerajaan Salakanagara dianggap sebagai kerajaan tertua di tanah air, lebih dari itu Salakanagara adalah leluhur para raja ditatar Sunda yang kelak memerintah kerajaan- kerajaan besar seperti Galuh, Sunda dan Pajajaran.
Kerajaan Tanjung Kidul di Agrabinta hanya diperintah oleh empat orang raja. Raja terakhir disebutkan bernama Prabu Tirtamanggala, namun raja ini tidak melanjutkan tahta di Agrabintapura karena menggantikan raja Indraprahasta Prabu Raksahariwangsa mertuanya. Dikisahkan Tirtamanggal menikahi Dewi Rasmi, ia memerintah kerajaan Hindu Indraprahasta ini selama 19 tahun (507 – 526 M). Dari pernikahan ini melahirkan dua anak yakni Astadewa dan Jayagranagara. Namun sayangnya tidak disebutkan dari kedua putra itu apakah ada yang menjadi raja Tanjung Kidul atau tetap di Indraparahasta, tidak ada keterangan lagi.
Kerajaan Tanjung Kidul di Agrabinta hanya diperintah oleh empat orang raja. Raja terakhir disebutkan bernama Prabu Tirtamanggala, namun raja ini tidak melanjutkan tahta di Agrabintapura karena menggantikan raja Indraprahasta Prabu Raksahariwangsa mertuanya. Dikisahkan Tirtamanggal menikahi Dewi Rasmi, ia memerintah kerajaan Hindu Indraprahasta ini selama 19 tahun (507 – 526 M). Dari pernikahan ini melahirkan dua anak yakni Astadewa dan Jayagranagara. Namun sayangnya tidak disebutkan dari kedua putra itu apakah ada yang menjadi raja Tanjung Kidul atau tetap di Indraparahasta, tidak ada keterangan lagi.
Sumber:
Cianjur dari Masa ke Masa ( Fakta Sejarah dan Cerita Rakyat ) | Yayasan Dalem Aria Cikondang Cianjur. 2020
Penyusun:
R. Luki Muharam, SST
Editor :
R. Pepet Djohar
Dr. Dadang Ahmad Fajar,
Dr. Dadang Ahmad Fajar,
M.Ag Memet Muhammad Thohir