Alasan Arief Rosyid Hasan mengundurkan diri dari komisaris Bank Syariah Indonesia (BSI) berkaitan dengan kemenangan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Terpilihnya Felicitas Tallulembang sebagai komisaris BSI masih menjadi sorotan publik. Terutama bagi kalangan politik dan pengamat.
Banyak yang menyebut pelantikan Felicitas sebagai komisaris dinilai tidak layak karena tidak punya backgroud perbankan selama kariernya.
Hal ini juga yang dikaitkan dengan Muhammadiyah menarik dana triliunan dari BSI.
Akan tetapi, di saat muncul polemik terkait pelantikan Felicitas Tallulembang, kini mantan komisaris BSI Arief Rosyid Hasan tampil ke publik.
Sehingga beberapa pihak kembali menyoroti alasan Arief Rosyid Hasan mengundurkan diri.
Baru ini, Arief Rosyid Hasan mengungkap alasan dirinya mengundurkan diri sebagai Komisaris Independen BSI hingga akhirnya digantikan oleh Felicitas Tallulembang.
Arief Rosyid Hasan mulanya bercerita saat dirinya awal mula bisa menduduki sebagai Komisaris Independen BSI.
Arief Rosyid Hasan mengaku ditanya oleh Menteri BUMN, Erick Thohir terkait penempatan posisi Komisaris di BUMN.
"Waktu ditanya ama Pak Erick, 'Rief saya jadi Menteri BUMN kau (mau jadi red.) Komisaris apa?'," kata Arief Rosyid Hasan seperti dikutip Kilat.com dari kanal YouTube Promedia TV.
Menjawab pertanyaan dari Erick Thohir, Arief mengaku meminta penempatan sebagai Komisaris di BUMN yang bisa membuatnya bertemu dengan rekannya di daerah.
"Pak Erick langsung nyambung 'oh kalo gitu yang cabangnya banyak ya?' Iya mungkin salah satu indikatornya itu," ujar Arief.
Dalam perbincangannya bersama dengan Erick Thohir, Arief juga mengungkapkan sang Menteri yang sempat menyinggung dirinya soal latar belakangnya.
Di mana hanya terdapat dua pilihan perusahaan baginya untuk menempati posisi sebagai Komisaris, yakni Himpunan Bank Negara (Himbara) dan PT Pos.
Pasalnya, keduanya memiliki cabang hampir di setiap provinsi.
Di sisi lain, Erick Thohir menyoroti Arief yang tidak memiliki latar belakang di bidang perbankan jika ingin ditempatkan sebagai Komisaris di Himbara.
Sedangkan PT Pos saat itu tengah dilanda masalah keuangan. Hingga satu Bulan seusai perbincangan dengan Erick Thohir, Arief mengaku kembali dihubungi oleh sang Menteri.
"Pak Erick nelpon, Rief kita udah rapat kamu sementara di Bank Syariah Mandiri waktu itu, BSM, belum merger kan," ungkapnya.
Selama menjabat sebagai Komisaris BSI, Arief mengungkapkan adanya lonjakan keuntungan usai Kementerian BUMN memutuskan untuk menggabungkan Bank Mandiri Syariah, Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah menjadi BSI.
Dirinya juga mengungkapkan mendapatkan gaji di atas Rp100 juta per bulan selama menjabat sebagai Komisaris BSI.
"Ketika jadi Komisaris BSM kemudian akhirnya merger BSI kan jadi gede kan jadi untungnya, terakhir Rp5,9 triliun, ya gajinya ratusan juta juga lah," ucapnya.
Disini Arief mengatakan pengunduran diri sebagai Komisaris BSI tersebut dilakukan sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap Pemerintahan Jokowi.
"Kemudian akhirnya saya mundur karena kan itu...ya jadi tanggung jawab saya juga untuk apa yang sudah diletakkan oleh Pak Jokowi dan pengen memenangkan Pak Prabowo dan Mas Gibran ya," ucapnya.
Meski telah menjadi bagian dari Tim TKN Fanta, Arief mengaku tidak berharap ditempatkan pada posisi strategis di Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming.
Dia tidak ingin menjadikan dirinnya sebagai beban. (*)
Sumber: kilat
Foto: Arief Rosyid Hasan/Net