TAHUN depan Indonesia akan punya emas batangan melimpah. Smelter Gresik Jawa Timur akan menghasilkan 60 ton emas batangan. Lalu smelter di Sumbawa Barat akan menghasilkan setidaknya 20 ton emas batangan setiap tahun.
Setidaknya setiap tahun Indonesia akan memiliki 80 ton emas batangan, di luar yang dihasilkan oleh penambang lain seperti antam di Halmahera dan penambang tradisional lainnya.
Ini adalah kali pertama kita akan menghasilkan berton ton emas. Jumlah yang akan kita hasilkan dalam setahun setara dengan seluruh cadangan emas yang kita miliki sekarang ini. Informasi resmi menyebutkan bahwa cadangan emas Indonesia saat ini adalah 82 ton, dengan cadangan devisa atau cadangan mata uang asing sebesar 140,2 miliar Dolar AS.
Hasil survei lembaga paling kredibel di AS menyebutkan bahwa Indonesia memiliki cadangan emas melimpah dan merupakan salah satu negara yang terkaya di dunia dalam soal cadangan ini.
Setidaknya Indonesia memiliki 2600 ton emas yang tersimpan dalam perut bumi Indonesia menurut survei. Bagaimana yang belum disurvei, mungkin jauh lebih besar lagi. Mengingat luasnya wilayah Indonesia sebagai negara terpanjang dan terluas di dunia.
Selama ini Indonesia belum pernah menghasilkan sendiri dan menyimpan emas batangan itu. Indonesia hanya mengekspor konsentrat lalu diolah di negara negara industri menjadi emas perak dan tembaga.
Indonesia hanya dilaporkan atau mendapat laporannya saja. Tidak pernah melihat emasnya. Namun, sekarang emas emas ini akan dihasilkan di dalam negeri, berupa batangan batangan emas yang dapat dilihat dengan mata telanjang oleh para bupati, gubernur, dan presiden.
Apa artinya memiliki emas batangan? Apakah dia akan punya arti dalam keuangan, moneter, dan fiskal Indonesia?
Para ahli moneter dan keuangan harus dapat memecahkan masalah ini. Sebab jika kita memiliki emas batangan yang banyak maka seharusnya kita kaya raya, terpandang, dan termasyur. Semua mata akan memandang ke arah kita.
Akan tetapi sebaliknya jika memiliki emas batangan yang begitu banyak, namun mata uang Indonesia tetap tidak ada harganya dalam pergaulan dunia maka sungguh itu adalah keanehan yang besar.
Selama ini bank Indonesia atau otoritas moneter tidak pernah mengusahakan agar rupiah menjadi lebih berharga dalam pergaulan internasional.
Otoritas moneter tersebut hanya mengusahakan stabilitas moneter yang tidak ada kaitannya dengan memperkuat mata uang atau meningkatkan nilai mata uang rupiah. Stabilitas moneter bahkan dibangun dengan melemahkan rupiah itu sendiri.
Jadi bagaimana nanti kita akan punya 80-100 Ton tambahan cadangan Emas kita setahun? Sugih ora? rmol.id
OLEH: SALAMUDDIN DAENG
Penulis adalah Direktur Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI)
______________________________________
Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan oposisicerdas.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi oposisicerdas.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.