Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP) Deddy Yevri Sitorus mengatakan bahwa semua kesalahan yang pernah diperbuat Presiden RI Soeharto pada masa Orde Baru, kekinian dilakukan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Pernyataan itu disampaikan Deddy dalam diskusi bertajuk "26 Tahun Reformasi Dihancurkan Presiden RI Jokowi" di Kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (31/7/2024).
"Ini kita kembali ke zaman reformasi itu. Semua kesalahan itu ada Soeharto. Sekarang semua ada pada Jokowi. Kan gitu. Balik lagi kita ini mengulang sejarah," kata Deddy.
Deddy mencontohkan, dengan hadirnya Undang-undang KPK yang baru. Lewat revisi, akhirnya KPK dilemahkan.
"Tapi kenapa bisa seperti hari ini. UU KPK dilemahkan. Melemahkan KPK ya, Bung Saut. Kalau saya tidak salah itu terkait dengan pencalonan untuk mengamankan pada waktu itu, salah satu kota di Sumatera dan salah satu kota di Pulau Jawa. Karena tidak mau ada masalah, dan berhasil," katanya.
Akhirnya dengan adanya hal itu, kemudian diikuti dengan hadirnya Dewan Pengawas KPK. Namun, kata dia, justru yang terjadi saat ini kebablasan.
"Yang terjadi bablas. Hari ini seperti kata bung saut kpk itu diremot dari luar. Kalau kata satu lagi siapa, komisioner, Alex Marwata, independensi sudah nggak ada."
"Bahkan ketua KPK yang sekarang pejabatnya tidak mau mencalonkan diri lagi karena menganggap KPK sudah tidak benar. Bahkan kemarin keluar survei 61 persen rakyat tidak percaya lagi kepada KPK," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, yang terjadi kekinian diduga karena Jokowi lebih banyak membaca buku karangan Machiavelli.
"Jadi apa nih. Saya membayangkan Pak Jokowi itu, mungkin kita waktu SMA, bacanya mungkin Alfred Hitchcock, saya yakin Pak Jokowi bacanya Machiavelli. Mungkin buku itu sampai lusuh di bawah bantalnya dia. Karena yang terjadi memang politik Machiavelli. Not truth no etic, semuanya," katanya.
Sumber: suara
Foto: Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDIP Deddy Sitorus. [Suara.com/Faqih Fathurrahman]