Bhabinkamtibmas Desa Dauh Puri Kauh, Denpasar Aiptu Made Merjaya mengeluh soal penerimaan atau rekrutmen Bintara Polri 2024 yang disinyalir ada kecurangan permainan uang.
Lantaran selama ini anaknya mengikuti tes tersebut dan memiliki ranking atau peringkat yang bagus tapi tidak pernah lolos ketika pengumuman akhir.
Lantas karena itulah Aiptu Made Merjaya mulai buka suara di media sosial sampai menyebut nama Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
“Anak saya mencari Bintara PTU dari 2023 di Polda Bali, jadi perekrutan tersebut saya mencium bau tidak sedap, mohon ijin Bapak Kapolri,” katanya, dikutip Kilat.com dari Instagram @kabarnegri pada Minggu, 7 Juli 2024.
“Dengan niat sungguh-sungguh anak saya mau menggantikan saya posisi saya selaku polisi,” tambahnya.
Aiptu Made Merjaya mengaku kurang dari 5 bulan lagi dirinya akan paripurna alias pensiun.
Lebih lanjut, Bhabinkamtibmas ini mengatakan anaknya selalu digeser oleh kuota khusus saat perekrutan.
“Mohon ijin Jenderal, saya menanyakan kriteria kuota khusus sekarang 2024, saya tidak ngerti dan tidak paham apa kriteria khusus sampai 61 orang yang dikeluarkan dalam perekrutan PTU,” jelasnya.
Made Merjaya sampai mengatakan tidak mampu bermain dengan uang agar sang anak bisa lolos seleksi.
Anggota polisi ini betul-betul ingin ada penerusnya dalam keluarga sebelum masa pensiun datang.
“Setiap tahun anak saya menangis, sampai sekarang belum bangun dari tidurnya karena kesal,” ungkapnya.
“Semua siswa atau casis tau permainan cyber dengan akademik yang sudah diblok nilainya dengan tawaran uang sedemikian,” lanjutnya.
Karena video ini masyarakat alias netizen turut heran dengan rektutmen Polri 2024 yang terkesan tidak transparan.
“Anda yang polisi aja bingung apalagi kami yang sipil,” komentar sahbunndahif.
“Bahkan 1 komunitas pun saling bacok, oknum benar-benar menguasai lumbung,” tulis ariel_namoraganesa. (*)
Sumber: kilat
Foto: Aiptu Made Merjaya (Instagram @kabarnegri)