Warga Nahdliyyin harus waspada tentang munculnya kisruh nasab Ba’alawi yang dimainkan aktor politik untuk tujuan tertentu.
“Gus Yahya mewanti-wanti: di balik kisruh ini jangan-jangan ada agenda politik yang dimainkan oleh aktor politik tertentu untuk tujuan-tujuan mereka sendiri. Kita harus waspada,” kata Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) di akun Facebook-nya.
Kata Gus Ulil, tradisi santri dan pesantren adalah menghormati zurriyyah rasul dan ahlul bait, asal menghormatinya dalam batas-batas yang wajar dan masuk akal.
Karena itu, di tengah kemelut ini, kita sebagai warga NU, harus tetap memakai akal sehat, tetap bersikap moderat. Misalnya: kita tetap hormat pada habaib seperti Habib Luthfi Pekalongan.
“Saya menulis ini karena baru saja membaca postingan yang “menunggangi” kebijakan PBNU untuk kepentingan agendanya sendiri. Bahkan menyebut Habib Luthfi dengan “Kabib”. Ya jangan begitu lah,” ungkapnya.
Nahdliyyin tetap hormati para habaib, karena itu tradisi NU. Jika ada perilaku satu dua habaib yg kurang pas, kita kritik dan koreksi. “Mahabbah dan cinta tidak berarti menolak kritik. Bisa kok kita mahabbah sambil tetap kritis,” paparnya.
Sumber: suaranasional
Foto: Gedung PBNU (IST)