Kasus penganiayaan seorang anak yang dilakukan oleh Meita Irianty pemilik salah satu daycare masih menjadi bahan perbincangan.
Meskipun Meita Irianty sebagai pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka, namun banyak publik yang masih penasaran dengan kronologis terjadinya penganiayaan tersebut.
Apalagi, selain berstatus sebagai pemilik dan ketua yayasan daycare tempat kejadian, Meita Irianty diketahui dibranding sebagai seorang influencer parenting.
Begitu kasus penganiayaan yang dilakukannya viral, sejumlag fakta pun terungkap dari Meita Irianty.
Dikutip Kilat.com dari kanal YouTube Komisidotco, dalam sebuah podcast ibu korban penganiayaan tersebut blak-blakan mengungkap kronologi kejadian yang dialami anaknya.
Dirinya mengatakak, bahwa sebelum memutuskan untuk menitipkan anaknya di daycare milik Meita Irianty sempat melakukan trial selama kurang lebih dua minggu.
Melihat tidak ada masalah apa-apa, ia pun memutuskan untuk menyelesaikan semuah kewajiban yang harus dipenuhi terhadap daycare tersebut.
"Selesai trial kita langsung mendapat member termasuk melakukan pembayaran seperti SPP dan semacamnya," ungkap Ibu korban.
Terkait penganiayaan, sang ibu bercerita jika awalnya ia melihat memar pada tubuh sang anak (punggung dan dada).
Padahal, kat dia, saat dimandikan oleh suaminya memar tersebut tidak ada pada tubuh korban.
Ia pun memotret memar tersebut untuk menanyakan kepada pihak daycare apa penyebabnya.
"Awalnya kita ingin menanyakan apakah anak kita jatuh,apa diisengin oleh teman-temannya, karena tidak mungkin itu muncul jika tidak ada sebabnya," terangnya.
Hal itupun, dijawab tidak terjadi apa-apa oleh pihak daycare, yang mengatakan jika anaknya masih cukup lekat dengan miss (pengajar) karena masih tahap adaptasi.
"Kebetulan anak kami demam juga, maka hari itu kami putuskan untuk dibawa ke dokter," imbuhnya.
Namun, dari serangkaian pemeriksaan termasuk cek darah, dokter menyatakan kondisi sang anak normal.
Serta memar yang ada pada anaknya bukan karena demam melainkan karena ada benturan dari benda tumpul.
Ia memutuskan untuk anaknya beristirahat dirumah, namun yang terjadi memar-memar pada tubuhnya yang lain tiba-tiba muncul.
Meskipun, selesai diperiksa oleh dokter terkait pemicu memar anaknya tersebut, mereka selaku orang tua masih tetap berpikir positif.
Apalagi para guru, kata dia, selalu menyampaikan reveuw terkait aktivitas anaknya sehari-hari.
"Karena kita kan nggak diberi akses untuk melihat CCTV, jadi cuma mendengar apa yang disampaikan saja," ujarnya.
Setelah berkelang beberapa minggu, barula beberapa guru datang kerumahnya yang meminta izin lewat telpon.
"Mereka (para guru) minta izin untuk menerangkan terkait anak saya, dan akhirnya saya izinkan mereka datang kerumah," ungkapnya lagi.
Awalnya, kata dia, jika para guru tersebut diminta berbohong oleh Mieta Irianty, dan menyampaikan maksud ingin mengeluarkan korban dari daycare dengan berbagai alasan.
"Padahal semunya tidak benar, justru kejadian dimana anak saya sering nangis hiteris tersebut tidak hanya melihat muka namun juga mendengar suara pelaku yakni Meitay Irianty," sambungnya.
Sehingga, kata dia, para guru tersebut mengatakan jika anak saya sudah mendapatkan kekerasan berupa penganiayaan dari Meita Irianty.(*)
Sumber: kilat
Foto: Kronologi penganiayaan oleh meita irianty diungakap ibu korban (kolase youtube komisidotco)