Seorang dokter bernama Fransiskus Xaverius Soedanto menuai apresiasi dari publik.
Soedanto kerap dijuluki dokter seribu rupiah sudah mengabdi selama 40 tahun merawat pasien di Papua.
Usianya yang tidak muda lagi, dia terus memberikan pelayanan kepada pasien di Papua meski bayarannya hanya sedikit.
Lulusan kedokteran UGM
Tarif minimal yang dikenakan Soedanto berkisar antara Rp1.000-2.000 untuk jasa medisnya.
Selama pengabdiannya, Soedanto telah melayani masyarakat Papua selama 40 tahun dengan tulis dan dedikasinya luar biasa.
Melansir dari instagram @ngomonginuang, pria kelahiran Kebumen adalah lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Pada 1975, Soedanto mendaftar program dokter Inpres yang digagas pemerintah di UGM.
Program pemerintah itu mengirimkan dokter ke daerah terpencil seluruh Indonesia, dan Soedanto memilih Papua.
Pernah dibayar pakai sagu dan kayu bakar
Sebelum dipindahkan ke Jayapura, Dokter Soedanto ditempatkan di Asmat dan pernah berjalan kaki masuk keluar hutan rawa.
Banyak masyarakat memberikannya sagu atau kayu bakar karena tidak mampu membayar biaya pengobatan.
"Selama melayani, banyak masyarakat tak mampu, mereka hanya membayar dengan sagu ataupun kayu bakar dari hutan," kata Soedanto dikutip kilat.com dari instagram @ngomonginuang pada Kamis, 26 September 2024.
Mayoritas pasien yang berobat adalah masyarakat menengah ke bawah sehingga Soedanto tidak memberikan tarif yang mahal.
"Saya lupa di tahun berapa itu naik menjadi Rp2 ribu, saya lupa sudah lama sekali," ujarnya.
Ia mengaku bahwa fisiknya terkadang lelah usai melayani pasien berobat. Dengan penuh dedikasi, dokter lulusan UGM tersebut harus tetap melaksanakan kewajibannya.
"Mau bagaimana untuk masyarakat, saya harus tetap melaksanakan kewajiban saya sebagai dokter," tutupnya.
Meski biaya hidup mengalami peningkatan, Soedanto sama sekali tidak berniat menaikan biaya pengobatannya.
Setiap harinya, jumlah pasien dokter Soedanto rata-rata mencapai 200 namun tetap melayani setulus hati. (*)
Sumber: kilat
Foto: Mengenal sosok dokter Soedanto. (Pena Katolik)