Roy Suryo selaku Perwakilan Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) datang
secara langsung ke Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk memeriksa skripsi
milik mantan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi.
Audiensi tersebut terjadi di Fakultas Kehutanan UGM pada Selasa (15/4/2025).
Namun, dari pertemuan tersebut, Roy Suryo dan pihaknya justru menemukan
keanehan pada skripsi Jokowi.
Dalam video yang dibagikan ulang oleh akun X @AiraNtieReal, dibeberkan tiga
kejanggalan.
3 temuan team perwakilan yg trnyata hanya bisa 3 orang : Dr. Thifa, Dr. Roy Suryo dan Dr. Sianipar
— αιяα ηтιє🎀👩❤️💋👨 (@AiraNtieReal) April 15, 2025
1. Skripsi Jokowi tidak ada tanggal pengesahan
2. Tidak ada nama-nama dosen pembimbing sbgmn sering didengungkan
3. Tidak ada jurusan teknologi kayu
So? Let's do something UGM,… pic.twitter.com/w8ywna4xTk
"Satu, skripsi Jokowi tidak ada tanggal pengesahannya. Dua, tidak ada
nama-nama dan tanda tangan dosen pengujinya. Tidak ada nama Pak Kaswujo yang
disebut-sebut sebagai dosen pembimbing," ucap Roy Suryo.
Lebih lanjut, Roy Suryo juga menyoroti jurusan yang diambil oleh Jokowi
semasa kuliah. Roy Suryo mengatakan jika tidak ada jurusan Teknologi Kayu di
Universitas Gadjah Mada.
"Meskipun dikatakan pada tahun itu tidak ada jurusannya dicoret, tapi kita
dengar jelas Jokowi mengatakan jurusannya adalah teknologi kayu. Teknologi
kayu, menurut profesor dari Kehutanan, tidak pernah ada," jelas Roy Suryo.
Tak hanya itu, Roy Suryo juga menyayangkan pihak universitas tidak menyimpan
pengesahan dalam bentuk apa pun terkait skripsi Jokowi.
"Memang UGM tidak menyimpan ijazah yang asli. Ijazah asli itu diserahkan
kepada yang bersangkutan. Tetapi, UGM harusnya menyiapkan setidaknya adalah
apakah itu lembar pengesahan, atau untuk membuktikan, kami tidak melihat
itu," sambungnya.
Perihal kejanggalan jurusan yang ditempuh Jokowi selama berkuliah di UGM
sebelumnya telah lama menjadi sorotan. Sebelumnya pada September 2024,
dokter Tifa juga mempertanyakan hal serupa.
Dalam video lawas, Jokowi memang mengaku bahwa dirinya mengambil jurusan
Teknologi Kayu di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Tetapi, saat
ditelusuri secara langsung melalui situs resmi UGM, Fakultas Kehutanan UGM
hanya memiliki empat bidang keilmuan, yaitu Manajemen Hutan, Silvikultur,
Teknologi Hasil Hutan, dan Konservasi Sumber Daya Hutan.
"Tiga temuan team perwakilan yang ternyata hanya bisa tiga orang: dokter
Tifa, Roy Suryo, dan dokter Sianipar. Pertama, skripsi Jokowi tidak ada
tanggal pengesahan. Kedua, tidak ada nama-nama dosen pembimbing sebagaimana
sering didengungkan. Ketiga, tidak ada jurusan Teknologi Kayu. So? Let's do
something, UGM. Jangan terus menjadi tameng, kata dokter Tifa," cuit pemilik
akun.
Roy Suryo juga menemukan bahwa bagian batang tubuh skripsi Jokowi ditulis
menggunakan mesin ketik. Padahal, bagian depannya dicetak menggunakan jenis
huruf yang disebut belum muncul ketika zaman Jokowi berkuliah.
Unggahan yang telah disukai sebanyak lebih dari 3.100 kali oleh sesama
pengguna X itu pun menuai beragam respons dari publik.
Temuan yang dibeberkan oleh Roy Suryo membuat mayoritas publik semakin
mempertanyakan keaslian ijazah Jokowi.
"Kalau ini mah namanya skakmat. Seharusnya ini sudah menjadi bukti kuat
bahwa ijazahnya abal-abal," komentar @om*_*******
"Kejadian ini menunjukkan betapa bobroknya tata kelola negara oleh
pemerintah dan lembaga-lembaga negara seperti DPR, KPU, Bawaslu, dan
stakeholder pelaksana pemilu, dengan mudahnya meloloskan calon kepala daerah
di semua tingkatan padahal sudahad juklak-juknis verifikasi calon," tambah
@bunk*******
"Logika sederhananya, pas reunion akbar kenapa si Jokowi nggak datang.
Padahal bisa jadi tamu kehormatan, yang lain aja pada datang," sahut
@aldo*****
"Iya ini aneh bin Ajaib, masa ada mahasiswa sampai lupa nama jurusannya.
Jadi tanda tanya?" timpal @yudi***********
"Lah yang kampus swasta aja kurang titik koma, typo, dan lain-lain
skripsinya ditolak. Ini apalagi kurang banyak hal. UGM pasti lebih selektif
lagi meriksanya, masa yang kayak gitu bisa lolos. Aneh," tulis @ichi*****
Sumber:
suara
Foto: Roy Suryo [Suara.com/Adhitya Himawan]