Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM) dibuat syok dengan adanya jemuran
dipinggir jalan.
Pria yang beken dengan nama Kang Dedi Mulyadi ini awalnya tengah melakukan
penertiban di sejumlah tempat bersama Satpol PP mendadak terhenti di pinggir
jalan.
Bukan bermaksud menertibkan pedagang kaki lima maupun bangunan yang
melanggar, langkah kaki Kang Dedi Mulyadi dihentikan karena adanya jemuran
yang berjejer.
Dedi Mulyadi dibuat heran dengan berbagai macam pakaian ada di atas jemuran
tersebut, mulai dari pakaian Wanita hingga pakaian pria.
Semuanya bergelantungan di pinggir jalan besar, sehingga semua mata terpusat
melihat pemandangan tersebut.
Tak habis pikirnya lagi, di antara baju - baju tersebut banyak juga celana
dalam yang dijemur. Hal inilah yang membuat KDM geleng-geleng kepala.
Ia sontak berusaha mencari siapa pemilik jemuran tersebut. Rupanya adalah
warga yang mengontrak di dekat lokasi itu.
Pria berkaos kuning ini sontak menghampiri Kang Dedi Mulyadi bermaksud untuk
menyapa.
Ia kemudian mengakui bahwa jemuran itu adalah miliknya.
“Mana yang punya jemuran, ini jemuran milik siapa?” ucap KDM, dikutip dari
instagramnya, Kamis (17/4/25).
“Kalau jemuran milik saya, pak Haji,” jawab pria tersebut.
“Kamu ini gak kira-kira, kamu jemur celana dalam di sini. Gak kira-kira ya
Allah,” ujar KDM dengan nada sedikit tinggi.
“Ya kalau gak dijemur, bau dong pak Haji,” sahut pria itu.
KDM sontak mengatakan pada pria itu bahwa apa yang dilakukan dengan menjemur
pakaian di pinggir jalan besar sangat tidak pantas.
“ya gak pantas dong dipinggir jalan bergelantungan begini,” ucap KDM.
“duh ini pemerintah, negara, aduh, gak boleh di sini lah, masa ini jemuran,
Allah Maha Besar,” tambahnya.
Mendengar omelan dari pak Gubernur, pria ini sontak menjelaskan alasannya
menjemur di pinggir jalan, lantaran di rumahnya tidak ada tempat untuk
menjemur.
“Ya gak kira-kira, jemur celana dalam di pinggir jalan, gak kira-kira
banget,” kata KDM.
“Di sana (rumah) gak ada jemuran,” sahut pria itu.
“Ya jangan, gak gini juga. Gak kira-kira, ini pinggir jalan besar ini,”
tandas KDM.
Tanpa meninggalkan Kesan buruk, KDM selalu berusaha mencari solusi, ia
sontak memberikan sejumlah uang untuk pria tersebut sebagai pengganti
jemurannya yang dirusak petugas Satpol PP.
“berapa harga jemuran? Beli jemuran, yang jauh gak boleh disini. Saya kasih
ini,” ucap KDM sembari menyodorkan beberapa lembar uang seratus ribuan.
“iya siap pak haji,” jawab pria itu.
“mulai besok kalau jemur di sini lagi saya semprot,” perintah KDM.
“iya pak, terima kasih pak,” sahut pria itu.
Gusur Puluhan Bangunan Tanpa Drama
Kang Dedi Mulyadi (KDM) juga sempat melakukan pembongkaran bangunan di
bantaran kali Kabupaten Bekasi tepatnya di Babelan guna menormalisasi kali.
Meskipun puluhan bangunan yang digusur, namun penggusuran ini tidak
memunculkan drama.
Tidak ada teriakan histeris, tidak ada tangisan warga yang tergusur, bahkan
cacian pun juga tidak ada.
Seperti diketahui, pembongkaran ataupun penggusuran biasanya identik dengan
caci maki.
Hal ini rupanya karena KDM tidak merugikan para pihak terutama rakyat kecil
atas kebijakannya.
Setiap bangunan yang dibongkar akan dihitung per meter, apa saja jenis
material yang digunakan.
Selanjutnya akan dihitung modal pembelian material bangunan tersebut.
Sehingga masyarakat yang membangun tidak akan dirugikan.
Masyarakat yang rumahnya dibongkar dan digusur tersebut secara tidak
langsung mendapatkan konfensasi penggusuran.
Sumber:
suara
Foto: Tangkap Layar Instagram @dedimulyadi71