Penyanyi legendaris Titiek Puspa kini telah tiada. Mendiang dimakamkan di blok pahlawan AA1 Blad 48 TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan pada Jumat (11/4/2025).
Titiek Puspa meninggal dunia di usia 87 tahun setelah menjalani operasi akibat pendarahan otak di sisi kiri kepalanya.
Ia mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, Kamis (10/4/2025) pukul 16.25 WIB.
Prajurit Kopassus menampilkan seni beladiri dan tenaga dalam usai Upacara Penyerahan Satuan Korps Pasukan Khusus (Kopassus) di Markas Kopassus Cijantung, Jakarta Timur, Jum'at (23/3).
Titiek Puspa dikenal sebagai artis yang berkontribusi signifikan bagi perkembangan industri hiburan Tanah Air.
Seniman bernama asli Hj Sudarwati ini selama hidupnya menciptakan banyak lagu. Selain itu, juga terlibat dalam penggarapan operet "Bawang Merah Bawang Putih", "Ketupat Lebaran", "Kartini Manusiawi", dan "Ronce-ronce" yang ditayangkan di TVRI.
Gaya bermusik Titiek Puspa yang khas dan lirik-lirik yang kuat membuat dikenang lintas generasi. Namun, di antara banyak lagu ciptaannya ternyata juga termasuk Lagu Hymne Komando Kopassus.
Hymne Komando Kopassus ciptaan Titiek Puspa benar-benar menyentuh dan membuat merinding jika didengarkan sambil dihayati.
Kopassus merupakan pasukan elite TNI AD dengan ciri khas Baret Merah, Pisau Komando, dan loreng darah mengalir.
Pasukan elite Kopassus memiliki kemampuan dan keterampilan khusus di bidang mental, fisik, taktik, dan tehnik. Pasukan ini sangat disegani tidak hanya di Indonesia tapi juga dunia.
Lalu seperti apa Hymne Komando Kopassus ciptaan Titiek Puspa?
Sigap dan tegap
Waspada dan wibawa
Prajurit komando berjiwa satria
Bagi Nusa, Bangsa dan Negara
Pantang kan menyerah di medan laga
Di bawah Dwi Warna Sang Panji
Di atas persada negeri kami
Demi Tuhan kami ini berjanji
Rela binasa membela Bu Pertiwi
Indonesia kami puja
Tanah air kami cinta
Baret Merah jiwa hamba
Sudah janji kita semua
Lebih baik pulang nama
Daripada gagal di medan laga.
Profil Titiek Puspa
Titiek Puspa memiliki nama asli Sudarwati yang Lahir di Tanjung, Tabalong, pada 1 November 1937. Ia memulai perjalanan kariernya dari kota Semarang.
Titiek Puspa mencuri perhatian publik usai memenangkan ajang pencarian bakat penyanyi Bintang Radio RRI. Sejak saat itu, jalannya di dunia hiburan terus terbuka lebar.
Melansir Antara, nama Titiek Puspa mulai naik daun sebagai penyanyi tetap di Orkes Studio Jakarta pada era 1960-an, saat itu ia banyak mendapat bimbingan dari musisi ternama Iskandar dan Zainal Ardi, yang juga merupakan suaminya kala itu.
Tak hanya menyanyikan lagu, Titiek juga mulai menulis lagu sendiri. Album "Si Hitam" dan "Doa Ibu" menjadi titik balik penting dalam kariernya sebagai pencipta lagu.
Lagu-lagu seperti Minah Gadis Dusun, Pantang Mundur, dan Si Hitam bukan hanya populer pada zamannya, tapi juga bertahan hingga kini sebagai bagian dari sejarah musik Indonesia.
Sepanjang kariernya, Titiek Puspa membawakan sejumlah lagu legendaris yang melekat di hati pendengarnya bahkan hingga saat ini.
Di era 1970-an, ia populer dengan lagu Jatuh Cinta dan Dansa Yok Dansa yang ceria dan ringan. Lagu Apanya Dong yang ia ciptakan sendiri pada 1982 menampilkan sisi jenaka khas dirinya.
Pada 1991, Kupu-Kupu Malam ciptaan Harry Roesli menjadi salah satu lagu paling ikonik yang ia nyanyikan. Ia juga tetap produktif di era 2000-an lewat lagu Bimbi dan Marilah Kemari.
Tak puas hanya berkecimpung di dunia tarik suara, Titiek Puspa juga dikenal aktif dalam dunia pertunjukan dan seni peran.
Ia terlibat dalam berbagai operet legendaris yang tayang di TVRI seperti Bawang Merah Bawang Putih, Ketupat Lebaran, hingga Kartini Manusiawi. Sementara di layar lebar, ia tampil dalam sejumlah film populer seperti Inem Pelayan Sexy, Karminem, dan Apanya Dong.
Sumber: suara
Foto: Titiek Puspa semasa hidup. [Instagram Titiek Puspa]