Paus Fransiskus, Uskup Roma dan pemimpin Gereja Katolik sedunia, wafat pada Senin Paskah, 21 April 2025 di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan, pukul 07.35 waktu setempat.
Kabar duka ini diumumkan secara resmi oleh Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Kamar Apostolik, dalam sebuah pernyataan yang menyentuh hati.
“Saudara-saudari terkasih, dengan duka yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci kita, Fransiskus. Pukul 07.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa,” ujar Kardinal Farrell, seperti dimuat Vatican News.
“Seluruh hidupnya dibaktikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya. Ia mengajarkan kita untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih universal, khususnya demi mereka yang paling miskin dan paling terpinggirkan," tambah Kardinal Farrel.
Paus Fransiskus, yang lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina, dikenal karena kesederhanaan, kepeduliannya terhadap kaum marginal, serta seruannya akan perdamaian dan keadilan sosial.
Ia menjadi Paus ke-266 dalam sejarah Gereja Katolik dan Paus pertama yang berasal dari Benua Amerika serta dari Serikat Yesus (Jesuit).
Kesehatan Paus telah menjadi perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Ia dirawat di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli pada 14 Februari 2025 karena bronkitis, dan kemudian didiagnosis mengidap pneumonia bilateral.
Setelah 38 hari menjalani perawatan, ia kembali ke Casa Santa Marta untuk melanjutkan masa pemulihan.
Riwayat masalah pernapasan telah membayangi hidupnya sejak usia muda. Pada tahun 1957, ketika masih berusia 21 tahun, ia menjalani operasi untuk mengangkat sebagian paru-parunya akibat infeksi serius.
Seiring usia yang menua, ia kerap mengalami gangguan pernapasan dan pada November 2023 membatalkan kunjungan ke Uni Emirat Arab karena influenza dan pneumonia.
Dalam langkah yang mencerminkan kesadaran dan kerendahan hatinya, Paus Fransiskus telah menyetujui edisi terbaru Ordo Exsequiarum Romani Pontificis?"buku liturgi pemakaman kepausan?"pada April 2024.
Perubahan dalam edisi ini termasuk penempatan jenazah di peti mati segera setelah kematian dan pengesahan kematian yang dilakukan di kapel, bukan di kamar tempat ia wafat.
Uskup Agung Diego Ravelli, Pemandu Upacara Apostolik, mengungkapkan bahwa Paus Fransiskus meminta agar Misa pemakamannya dilakukan secara sederhana.
“Ritus yang diperbarui ini, berusaha untuk lebih menekankan bahwa pemakaman Paus Roma adalah pemakaman seorang pendeta dan murid Kristus, bukan pemakaman orang yang berkuasa di dunia ini," jelas Uskup Agung Ravelli.
Dunia kini berkabung atas kepergian seorang gembala yang telah menyentuh jutaan hati dengan kasih yang tulus dan pesan-pesan damai.
Paus Fransiskus meninggalkan warisan spiritual yang kuat dan menjadi simbol harapan bagi Gereja di abad ke-21.
Informasi mengenai jadwal Misa pemakaman dan masa sede vacante akan diumumkan oleh Takhta Suci dalam waktu dekat.
Sumber: suara
Foto: Paus Fransiskus/RMOL