Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengungkapkan kekhawatirannya terhadap arah perkembangan global yang semakin tidak menentu.
Dalam pidato penutupan forum The Yudhoyono Institute (TYI) di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Minggu, 13 April 2025, SBY menyoroti dampak perang dagang, krisis ekonomi, dan perubahan iklim yang dapat memicu krisis global baru.
Menurut SBY, pengalaman menangani krisis ekonomi pada 2008–2009 menjadi pelajaran berharga bahwa pemulihan dari guncangan global bukanlah proses yang mudah maupun murah.
“Saya masih ingat ketika terjadi krisis 2008–2009… bagaimana segera stop the bleeding, kemudian bagaimana memulihkan kembali ekonomi dunia yang tidak mudah,” ujar SBY.
Ia menegaskan bahwa perang tarif dan konflik ekonomi antarnegara dapat berujung pada ledakan pengangguran, inflasi global, dan krisis utang di berbagai belahan dunia.
“Sekali terjadi goncangan ekonomi, tidak mudah untuk mengatasinya, dan cost-nya sangat tinggi,” tambahnya.
SBY juga menyoroti bahaya jika para pemimpin dunia mengabaikan agenda besar lainnya seperti perubahan iklim, kemiskinan global, dan ketimpangan sosial.
Ia menegaskan bahwa dunia kini tidak hanya menghadapi perubahan iklim (climate change), tapi sudah berada dalam krisis iklim (climate crisis).
“Kita juga punya pekerjaan rumah, mengurangi kemiskinan sejagat, dan juga ketimpangan sedunia,” kata SBY.
Dalam konteks global yang tidak stabil, ia mendorong Indonesia untuk tidak hanya menjadi penonton.
Ia menolak anggapan bahwa politik luar negeri bebas aktif berarti diam dan pasif.
“Dari mimbar ini, dari bumi Indonesia, kita harus ikut bicara. Jangan diam. Politik bebas aktif tidak berarti diam, tidak berarti tidak berpendapat,” tegasnya.
SBY juga mewanti-wanti kemungkinan munculnya keseimbangan baru di tataran global akibat guncangan demi guncangan yang terus terjadi.
Ia mengajak semua pihak untuk tetap optimis, namun bersiap menghadapi skenario terburuk.
“Mudah-mudahan kalau ini akan terjadi chaos baru pada tingkat dunia… segera berikan kami jalan baru, situasi baru, untuk membuat dunia ini makin bagus. Yang menguntungkan kita semua,” tutupnya.
Sumber: disway
Foto: Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)/RMOL
