Kunjungan peserta didik Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri Pendidikan Reguler (Dikreg) ke-65 ke kediaman Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, di Solo, Jawa Tengah, menuai sorotan publik.
Pengamat politik dan intelijen, Selamat Ginting menyebut kehadiran para calon perwira tinggi Polri tersebut mengundang tanya dan dinilai tidak biasa.
Apalagi, Ginting menegaskan, Jokowi bukan berasal dari kalangan militer maupun kepolisian serta tengah menjadi sorotan tajam masyarakat.
"Kunjungan ini seperti membenarkan premis bahwa polisi itu punya keterkaitan yang sangat erat dengan Jokowi," kata Ginting melalui kanal YouTube Refly Harun, Senin 21 April 2025.
Ginting menilai, keterlibatan Jokowi dengan institusi kepolisian sudah tampak jelas sejak penunjukkan Tito Karnavian sebagai Kapolri menggantikan Badrodin Haiti.
“Badrodin angkatan 82 kemudian Tito itu 87 berarti ada lima tingkatan di situ (yang dilompati)," kata Ginting.
Agar tidak memunculkan kecurigaan, Ginting menantang Kapolri juga memerintahkan peserta Sespimmen mengunjungi mantan Presiden RI lainnya, seperti Megawati Soekarnoputri atau Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Apa ya berani?" tanya Ginting.
Melihat kedekatan Polri dengan Jokowi maka tidak heran jika muncul istilah parcok alias partai coklat di masyarakat. Sindiran parcok menjadi alarm bagi netralitas aparat negara.
Ginting pun mengingatkan bahwa TNI dan Polri dilarang berpolitik praktis. Menurutnya, aparat hanya boleh berpolitik dalam kerangka konstitusi dan Pancasila, bukan dengan berafiliasi kepada tokoh atau partai politik.
"Ini kan Jokowi masih terafiliasi menjalankan cawe-cawe politik," pungkas Ginting.
Sumber: rmol
Foto: Kunjungan peserta didik Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri Pendidikan Reguler (Dikreg) ke-65 ke kediaman Presiden ke-7 RI, Joko Widodo/Ist