Menteri Pertanian Republik Indonesia, Amran Sulaiman, mengaku bahwa dirinya
pernah ditegur oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming
hanya karena menutup perusahaan mafia beras.
Hal itu terekam dalam video yang dibagikan ulang oleh akun X @MurtadhaOne1
pada Kamis (17/4/2025). Pengakuan Amran Sulaiman itu disampaikannya secara
terbuka di hadapan para wisudawan Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi
Selatan.
"Kami pernah ditegur Wakil Presiden gara-gara ada mafia beras, kami tutup
usahanya, ternyata semuanya adalah pemimpin-pemimpin besar ada di dalamnya,"
ucap Amran Sulaiman, seperti dikutip dari siaran langsung di kanal YouTube
Wisuda Universitas Hasanuddin.
Lebih lanjut, Amran Sulaiman menjelaskan yang terpenting adalah pihaknya
telah melakukan aturan yang berlaku di Indonesia.
"Kami katakan yang penting kami sudah tutup karena ini melanggar regulasi
yang ada di Republik Indonesia," imbuhnya.
Pengakuan Amran Sulaiman yang ditegur oleh Gibran Rakabuming membuat
mayoritas publik bingung. Pasalnya, apa alasan putra sulung Jokowi tersebut
memarahi Amran Sulaiman yang justru menutup usaha para mafia beras demi
mewujudkan swasembada pangan.
"Waduh. Menteri Amran Sulaiman menuduh Wapres berusaha melindungi mafia
beras. @KPK_RI @KejaksaanRI monggo ditindaklanjuti," cuit pemilik akun.
Waduh
— ꦩꦸꦂꦠꦝ (@MurtadhaOne1) April 17, 2025
Menteri Amran sulaiman menuduh wapres berusaha melindungi mafia beras@KPK_RI @KejaksaanRI monggo ditindaklanjuti pic.twitter.com/o5gwExnjup
Sebagai informasi tambahan, Amran Sulaiman mengaku setidaknya ada 50 mafia
di sektor pertanian yang sudah ditindak dan 20 di antaranya telah ditetapkan
sebagai tersangka. Tak hanya beras, mafia-mafia ini juga menggasak minyak
goreng hingga pupuk.
Amran Sulaiman juga membeberkan bahwa ada pejabat di lingkup Kementerian
Pertanian yang dipecat karena terlibat dengan mafia pertanian.
Jika dirinya tidak bersikap tegas dengan mafia pertanian, maka sektor pangan
yang menjadi pondasi kestabilan negara dapat terancam.
"Bayangkan, kalau (harga beras) naik saja Rp 20.000, negara ini bisa dalam
keadaan terancam. Saya selalu katakan, kenapa kalau sektor pertanian
bermasalah, negara juga akan bermasalah," jelasnya.
Tak hanya itu, mafia beras bisa sangat berbahaya, terutama dalam konteks
ekonomi, sosial, dan keamanan pangan.
Pasalnya, mafia beras sering menimbun beras dalam jumlah besar agar pasokan
di pasar menipis. Ketika stok berkurang, harga otomatis naik. Mereka
kemudian menjual dengan harga tinggi dan meraup untung besar, sementara
masyarakat menanggung beban harga yang melambung.
Manipulasi distribusi dan penimbunan beras juga dapat menyebabkan kelangkaan
di pasaran. Ini mengganggu rantai pasok, terutama bagi masyarakat miskin
yang sangat bergantung pada beras sebagai makanan pokok.
Praktik juga dapat membuat petani merugi karena mafia sering membeli beras
dari petani dengan harga rendah, lalu menyimpannya dan menjualnya dengan
harga mahal. Petani tidak mendapat keuntungan yang layak, sementara mafia
menikmati margin besar. Ini membuat petani makin terpuruk dan enggan menanam
kembali.
Dengan kekuatan uang dan koneksi, mafia pun bisa memengaruhi kebijakan
pangan, termasuk impor beras, sehingga kebijakan pemerintah tidak lagi
pro-rakyat, melainkan pro-mafia.
Menyeret nama Gibran Rakabuming, tak sedikit warganet yang mempertanyakan
alasan suami Selvi Ananda tersebut.
"Ini isu yang lebih penting daripada ijazah dan kasus selingkuh. Si anak
haram konstitusi protes karena ada mafia beras ditutup usahanya," komentar
@jon*_******
"Aneh juga ya, mau tegas kok malah ditegur," tambah @anton******
"Pidato ini asli saat wisuda Unhas 10 April, Pak Menteri terus tegakan lurus
dengan kebenaran sesuai sumpah jabatan," sambung @henr*_*******
"Hmm kalau betul, nggak kaget sih setiap pembagian bansos yang
mengatasnamakan Wapres dan mantan Presiden," timpal @erat*******
"Kayaknya yang kerjanya bener malah direshuffle. Yang bermasalah tapi jago
jilat dipertahankan sekuat tenaga. Liat aja ntar," tulis @fast*********
Sumber:
suara
Foto: Menteri Pertanian, Amran Sulaiman. (Suara.com/Novian)