Pak Tarno baru-baru ini kembali viral di media sosial usai videonya saat tengah berjalan-jalan di kawasan wisata Kota Tua, Jakarta Barat viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, muncul narasi bahwa pesulap yang terkenal dengan jargon "bimsalabim jadi apa, prok, prok, prok" tersebut tengah mengemis.
Menanggapi hal tersebut, Pak Tarno lalu mengklarifikasi bahwa dirinya tidak mengemis. Sang pesulap menegaskan dia tidak pernah meminta uang kepada siapapun.
Hanya saja, lelaki 74 tahun tersebut membenarkan dirinya menerima sejumlah uang yang diberikan wisatawan lain.
"Saya enggak minta, yang ngasih orang," ujar Pak Tarno saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon, belum lama ini.
Lelaki yang pernah 10 kali menikah tersebut menjelaskan, orang-orang memberikannya uang secara sukarela usai meminta foto bersama dengannya.
Kendati demikian, Pak Tarno tak menampik dirinya bersyukur mendapatkan uang yang bisa dia gunakan untuk berobat.
"Pada minta foto, ngasih duit. Lumayan buat berobat," ungkap Pak Tarno.
"Iya, saya nerima aja, lumayan buat berobat," ucapnya menyambung.
Lebih lanjut, Pak Tarno juga menjelaskan kedatangannya ke Kota Tua adalah untuk berpiknik bersama istri kesepuluhnya, Dewi. Kegiatan ini sudah rutin Pak Tarno dan istrinya lakukan.
"Saya mah main-main aja. Saya bawa nasi bawa termos," ujar Pak Tarno.
"(Iya piknik) sama istri bawa nasi, bawa termos. Bawa makanan," tambahnya.
Di sisi lain, terkait tudingan mengemis yang tengah ramai digemborkan warganet, Pak Tarno memilih untuk tidak ambil pusing.
"Biarin aja (orang mau ngomong apa)," tutur Pak Tarno.
Sebagaimana diketahui, ini bukan kali pertama Pak Tarno ramai menjadi perbincangan. Pada September 2024 lalu, sang pesulap sempat ambruk saat tengah mengisi job sulap di Bandung.
Sejak saat itu, Pak Tarno masih belum pulih. Dia masih harus menggunakan alat bantu untuk berjalan.
Namun begitu, kondisinya terus berangsur membaik dan kini Pak Tarno sudah mulai menjalani aktivitas seperti biasa.
Selain kondisi kesehatannya, Pak Tarno juga menjadi sorotan karena kisruh rumah tangga dua istrinya. Pak Tarno jadi rebutan istri pertamanya, Sariyah dan istri kesepuluhnya, Dewi.
Dalam jagat hiburan Indonesia, nama Pak Tarno menjadi ikon yang tak tergantikan ketika berbicara tentang dunia sulap yang menghibur masyarakat luas.
Dengan gaya khas, logat medok Jawa, serta kalimat pamungkasnya, “Bim salabim jadi apa? Prok-prok-prok!”, Pak Tarno telah menjelma menjadi pesulap rakyat yang dicintai lintas generasi.
Pak Tarno yang memiliki nama lengkap Suparno ini lahir di Blitar, Jawa Timur. Sejak muda, ia sudah menunjukkan ketertarikan pada dunia hiburan dan sulap.
Namun, perjalanan kariernya tidak langsung mulus. Ia memulai dengan tampil dari panggung ke panggung kecil, menyambangi pasar malam, hajatan, hingga pentas-pentas rakyat. Modal utamanya adalah kreativitas dan keinginan kuat untuk menghibur, meski dengan alat yang sederhana.
Kepopuleran Pak Tarno melonjak drastis saat ia mulai sering muncul di berbagai acara televisi pada era 2000-an. Salah satunya adalah keikutsertaannya dalam ajang pencarian bakat dan program hiburan yang menampilkan sulap komedi.
Penonton pun semakin mengenalnya sebagai pesulap yang tak hanya membawa keajaiban, tapi juga keceriaan. Ia menjadi simbol hiburan keluarga yang menggabungkan sulap dengan humor khas Indonesia.
Meski gaya sulap Pak Tarno berbeda dari pesulap modern yang mengusung trik-trik ilusi kelas dunia, kehadirannya justru menjadi bukti bahwa sulap bisa dinikmati oleh semua kalangan.
Ia membawa sulap keluar dari kesan elitis dan menjadikannya tontonan rakyat. Dalam konteks budaya pop Indonesia, Pak Tarno adalah tokoh yang berhasil memadukan seni tradisi, humor, dan keajaiban dalam satu paket hiburan.
Sumber: suara
Foto: Pak Tarno/Net