Gawat! Diduga Keracunan MBG, Puluhan Siswa dan Guru Bina Insani Bogor Dilarikan ke Rumah Sakit -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Gawat! Diduga Keracunan MBG, Puluhan Siswa dan Guru Bina Insani Bogor Dilarikan ke Rumah Sakit

Thursday, May 8, 2025 | May 08, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-08T05:27:33Z

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor menerima laporan adanya indikasi keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) dari Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Bosowa Bina Insani, Sukadamai, Tanah Sareal.

Merespons hal tersebut, Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, meminta Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) untuk segera memantau proses pemeriksaan sampel sisa makanan maupun muntahan siswa, termasuk kemungkinan dari kebersihan nampan makan.

“Saya menekankan agar proses persiapan bahan dan pengolahan dilaksanakan secara aman, bersih, dan higienis,” ujar Dedie Rachim, Rabu (7/5/2025).

Selain itu, Dedie Rachim juga menegaskan agar Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bina Insani lebih waspada dan berhati-hati serta menjaga kualitas sajian makanan bagi para siswa.

SPPG Bina Insani mengelola 13 sekolah dengan total 2.977 porsi makanan.

Berdasarkan data yang diterima, jumlah korban mencapai 36 orang dengan keluhan beragam, mulai dari mencret, pusing, muntah, demam, hingga sakit perut.

Saat ini, mereka yang terindikasi keracunan telah mendapatkan perawatan. Adapun yang dirawat inap sebanyak 5 orang, rawat jalan 7 orang, dan keluhan ringan 24 orang.

Adapun rincian pasien rawat inap adalah 2 siswa dan 3 guru dari TK Bina Insani.

Sementara pasien rawat jalan terdiri dari 2 siswa dan 5 guru TK Bina Insani.

Sedangkan yang mengalami keluhan ringan berjumlah 24 orang, terdiri dari 5 murid SMP Bina Insani, 18 guru SMP Bina Insani, dan 1 office boy SMP Bina Insani.

Kepala BGN

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyatakan pihaknya melatih penjamah makanan secara intensif, utamanya di akhir pekan untuk mencegah keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dialami siswa di berbagai daerah terus berulang.

"BGN membuat program penyegaran dan pelatihan penjamah makanan secara rutin pada Sabtu dan Minggu, seperti yang di Cianjur dan Tasikmalaya, Jawa Barat, kami sudah kumpulkan untuk dilatih kembali," katanya ditemui usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI, dilansir dari Antara.

Ia menegaskan, pelatihan secara intensif juga dilakukan di Pali dan Palembang, Sumatera Selatan yang juga baru saja mengalami kejadian keracunan diduga akibat MBG.

"Kami juga menetapkan kewajiban untuk uji organoleptik (tampilan, aroma, rasa, dan tekstur) untuk MBG di sekolah sebelum dibagikan. Kami akan tugaskan orang tertentu untuk uji tersebut," ucapnya.

Selama ini, menurutnya Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) agak terlena dengan distribusi yang baik-baik saja untuk MBG, sehingga evaluasi secara menyeluruh perlu dilakukan, utamanya dalam hal pelatihan penjamah makanan yang akan dilakukan lebih rutin.

"Pelatihan ini kelihatannya harus dilakukan rutin minimal dua bulan sekali, supaya kelengahan-kelengahan itu tidak terjadi," ujar dia.

Selain melatih penjamah makanan, BGN juga memperketat pengawasan dengan membatasi waktu memasak dan distribusi, mengingat di beberapa kejadian, disinyalir penyebab keracunan berawal dari proses memasak yang terlalu awal.

"Kemudian, kita juga sudah mulai memperketat mekanisme pengiriman ke sekolah. Kalau bisa memang kami sudah targetkan tidak lebih dari 30 menit, mungkin sekarang harus lebih singkat lagi. Begitu sampai di sekolah distribusinya, juga harus kita evaluasi tambahan, jangan pula misalnya sampai di sekolah jam 09.00, baru dimakan jam 12.00," tuturnya.

Program Makan Bergizi Gratis (yang dikenal dengan singkatan MBG) merupakan program makan siang gratis Indonesia yang dicetuskan pada masa pemerintahan Prabowo Subianto.

Program ini dirancang dengan tujuan untuk membangun sumber daya unggul, menurunkan angka stunting (tengkes), menurunkan angka kemiskinan, dan menggerakkan ekonomi masyarakat.
Program ini juga merupakan rancangan pemerintah Prabowo Subianto dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, yang menargetkan terciptanya generasi emas dari bonus demografi, yang mampu membawa Indonesia menjadi negara maju.

Program ini mulai digulir sejak tanggal 6 Januari 2025 di 26 provinsi Indonesia dengan menargetkan siswa-siswi PAUD hingga SMA serta ibu hamil dan menyusui. Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada 82,9 juta penerima.

Sumber: suara
Foto: Ilustrasi Seorang murid sedang menyantap makanan dari Program MBG. [ANTARA]

Iklan

×
Berita Terbaru Update
close