Penangkapan Iwan Setiawan Lukminto, Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), oleh Kejaksaan Agung membuka babak baru dalam skandal dugaan korupsi terkait pemberian fasilitas kredit dari sejumlah bank nasional. Kasus ini tak hanya mengguncang dunia industri tekstil, tetapi mulai merembet ke ranah politik nasional, menyusul pernyataan pengamat politik Muslim Arbi yang menyoroti kedekatan Sritex dengan keluarga mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi.
Dalam pernyataannya, Muslim Arbi menyebut bahwa hubungan baik antara Jokowi dan bos Sritex berpotensi membuka celah penyalahgunaan kekuasaan dalam proses pemberian kredit bank. Bahkan, ia menduga bahwa rekomendasi dari Jokowi saat menjabat sebagai Wali Kota Solo dan Presiden menjadi salah satu alasan mengapa Sritex begitu mudah mendapatkan kucuran kredit dari beberapa bank milik negara. Tak hanya Jokowi, Gibran Rakabuming Raka—yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden RI—juga ikut disorot.
PT Sritex merupakan perusahaan tekstil raksasa asal Solo yang sudah puluhan tahun menjadi ikon industri lokal. Hubungan antara keluarga Lukminto dan keluarga Jokowi bukanlah rahasia. Semasa menjabat sebagai Wali Kota Solo, Jokowi beberapa kali menghadiri acara yang digelar Sritex, termasuk peresmian fasilitas pabrik baru.
Hubungan ini dinilai sejumlah pihak sebagai hubungan profesional dan wajar dalam konteks kepala daerah dengan pelaku usaha lokal. Namun, Muslim Arbi menilai bahwa relasi ini telah melampaui batas profesionalisme ketika dugaan campur tangan dalam rekomendasi kredit mulai muncul ke permukaan.
“Informasi yang kami dapat, ada semacam endorsement dari Jokowi yang membuat bank merasa aman memberikan kredit ke Sritex. Tapi, faktanya, dana itu malah disalahgunakan,” ujar Muslim dalam keterangannya kepada www.suaranasional.com, Sabtu (24/5/2025).
Menurut data yang beredar, Sritex mendapatkan kredit dalam jumlah besar dari konsorsium bank, termasuk bank-bank BUMN seperti Bank BNI, Bank Mandiri, dan Bank BRI. Kredit itu awalnya ditujukan untuk ekspansi usaha, namun dalam proses penyelidikan Kejagung, terungkap indikasi kuat bahwa sebagian dana dialihkan untuk kepentingan di luar korporasi—termasuk dugaan penggelembungan proyek dan pengalihan aset.
Kejagung menyatakan bahwa penetapan Iwan Lukminto sebagai tersangka merupakan hasil penyidikan mendalam sejak awal 2024. “Ada penyalahgunaan dana pinjaman yang menimbulkan kerugian negara,” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung dalam rilis resminya.
Nama Gibran Rakabuming Raka ikut terseret lantaran ia menjabat sebagai Wali Kota Solo setelah ayahnya dan dikenal memiliki jaringan luas di kalangan pengusaha lokal. Muslim Arbi mengaitkan fakta ini dengan kemungkinan adanya kontinuitas dukungan politik dan bisnis antara keluarga Jokowi dan Sritex.
“Pertanyaannya: apakah kedekatan ini hanya sebatas hubungan lama, atau ada peran lebih jauh yang ikut mengamankan kepentingan Sritex di masa pemerintahan Jokowi, bahkan hingga sekarang ketika Gibran menjabat sebagai Wapres?” kata Muslim Arbi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Jokowi menanggapi tudingan Muslim Arbi. .
Kasus ini menjadi ujian serius bagi aparat hukum di tengah sorotan publik tentang netralitas dan integritas penegakan hukum di Indonesia. Jika benar ada penyalahgunaan kekuasaan dan relasi politik dalam pemberian kredit kepada Sritex, maka hal itu membuka kembali perdebatan tentang korupsi struktural dan kolusi antara politikus dan pengusaha.
Publik kini menunggu transparansi lebih lanjut dari Kejagung dan keberanian lembaga hukum untuk mengusut secara tuntas, tanpa pandang bulu. Nama besar seperti Jokowi dan Gibran bukan alasan untuk menahan proses hukum, jika memang bukti dan indikasi keterlibatan bisa ditemukan secara sah dan meyakinkan.
Sumber: suaranasional
Foto: Muslim Arbi (IST)