PSI: Jokowi Pakai Ijazah UGM saat Daftar Wali Kota Tak Dipermasalahkan! -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

PSI: Jokowi Pakai Ijazah UGM saat Daftar Wali Kota Tak Dipermasalahkan!

Wednesday, May 21, 2025 | May 21, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-21T04:32:12Z

Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dian Sandi Utama menanggapi polemik keaslian ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). 

Menurutnya, polemik ini seharusnya tidak perlu dipersoalkan lagi karena sejak awal Jokowi sudah menggunakan ijazah Universitas Gadjah Mada (UGM) secara sah, termasuk saat mendaftar sebagai Wali Kota Solo.

"Ketika menjadi Walikota, menggunakan ijazah UGM, jaraknya hanya 70 Km dari Solo kan. Kenapa nggak diserang pada saat itu. Nggak mungkin juga UGM menyerang pak Jokowi pada saat itu, jaraknya UGM 70 Km. Banyak baliho membentang tulisannya Insinyur Jokowi," kata Dian dalam dialog Rakyat Bersuara di iNews, Selasa (20/5/2025).

Dian menyebut, banyak baliho kampanye yang kala itu terpampang dengan jelas menyebut Jokowi sebagai "Insinyur", gelar akademik yang diberikan oleh UGM.

"Kemudian, nggak ditegor sama UGM. Jokowi siapa sih pada saat itu, bukan jadi apa-apa. Anak Presiden bukan, anak Jenderal bukan, disikat dia kalau main-main sama UGM, kampus Institusi besar," ujarnya.

Dian juga menyinggung, gaya komunikasi sejumlah pihak yang digunakan dalam menyerang Jokowi terkait ijazah. 

"Seandainya tadi itu kalimat keluar tahun 2015-2016 barangkali Pak Jokowi sudah memperlihatkan ijazahnya, tolong pak lihat ijazah, lihat KTP, ditunjukkan. Nah ini kan beda, 'gantung Jokowi', ya gak mau lah pak Jokowi. Nggak ada hukum untuk menunjukkan ijazah," ujar Dian.

Menurut Dian, Jokowi adalah pribadi yang tidak suka membalas serangan, namun akan bereaksi jika terus ditekan. 

"Menurut saya, kan kita ketemu orang yang memiliki karakter seperti pak Jokowi, kalau sudah dilakukan seperti itu tidak akan melawan," tuturnya.

"Tapi ketika ketemu pak Jokowi, kemudian tertantang ya sudah, 'kalian mau apa? Ya ayok'. Kan begitu," paparnya.

Dia juga menyoroti, tudingan bahwa Jokowi tidak menggunakan ijazah S-1 saat bekerja di Aceh, dengan menjelaskan bahwa perusahaan tempat Jokowi bekerja saat itu memang secara khusus merekrut lulusan kehutanan.

"Ini cenderung dalam kasus ini menggunakan teori kekuasaan. Kamu melihat pak Jokowi itu sebagai Presiden, kita tidak pernah melihat beliau ketika bekerja di Aceh menggunakan ijazah S-1 itu kan. Ya jelas tidak diterima karena perusahaan itu khusus merekrut tenaga kerja yang para ahli kehutanan pada tahun 1986 itu di Aceh," pungkasnya.

Sumber: okezone
Foto: Politisi Partai Solidaritas Indonesia Dian Sandi Utama (foto: dok ist)

Iklan

×
Berita Terbaru Update
close