Publik Indonesia disarankan tidak berharap ada kejutan dari pernyataan yang akan disampaikan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman terkait Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka.
Terlebih pernyataan Anwar Usman yang berstatus sebagai pamannya Gibran juga tidak akan mengubah realitas politik yang ada.
Hal itu disampaikan pengamat politik dari Motion Cipta (MC) Matrix, Wildan Hakim menanggapi Anwar Usman yang mengisyaratkan akan berkomentar seputar pemakzulan Gibran pasca cooling down.
Wildan mengatakan, meski mengundang rasa penasaran publik, apa yang akan disampaikan Anwar Usman bakal memperkuat posisi Gibran selaku Wapres hasil Pilpres 2024.
“Selaku Hakim Mahkamah Konstitusi, Anwar Usman terlibat penuh dalam penetapan ambang batas minimal usia cawapres. Apa yang akan disampaikan Pak Anwar Usman tentu dari perspektif hukum dan keputusan MK yang bersifat final dan mengikat," kata Wildan kepada RMOL, Selasa 13 Mei 2025.
Wildan menilai, apa yang akan dijelaskan Anwar Usman nantinya bisa saja malah memperkuat keabsahan Gibran, seiring adanya putusan MK pada saat proses pencalonan.
Wildan meyakini, sebagai mantan Ketua MK, Anwar Usman tidak akan menyampaikan pernyataan yang malah mendiskreditkan lembaga MK.
"Sebaiknya, publik Indonesia tidak berharap ada kejutan dari pernyataan yang akan disampaikan Anwar Usman. Terlebih pernyataan Anwar Usman yang kini berstatus sebagai pamannya Gibran juga tidak akan mengubah realitas politik yang ada," tutur Wildan.
Dosen ilmu komunikasi Universitas Al Azhar Indonesia ini menilai, sebagai produk hukum, ketetapan MK tentang ambang batas minimal cawapres berikut persyaratan lainnya sudah berlaku.
Hasilnya, Gibran mendapatkan lampu hijau untuk maju sebagai cawapresnya Prabowo Subianto. Apapun rahasia yang disampaikan Hakim Anwar, realitas politik takkan berubah.
"Anggap saja, apa yang nanti disampaikan Pak Anwar Usman sebagai hiburan ringan selepas akhir pekan panjang," pungkas Wildan.
Sumber: rmol
Foto: Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Anwar Usman/Net