Setelah ijazah Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) yang dipermasalahkan, kini
Roy Suryo mempertanyakan keabsahan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dijalani
Jokowi ketika menjadi mahasiswa.
Roy Suryo mengkritisi KKN Jokowi yang disebut-sebut berlangsung pada tahun
ketiga masa kuliahnya.
Menurutnya, terdapat kejanggalan dalam proses akademik tersebut.
Roy Suryo merasa janggal melihat mahasiswa program S1 yang belum menempuh
100 SKS untuk mengikuti KKN.
“Mana ada mahasiswa S1 yang baru menempuh kurang dari 100 SKS sudah bisa
KKN. KKN itu biasanya dilakukan saat sudah hampir 100 SKS. Kalau baru tiga
tahun, biasanya SKS-nya belum sampai 80,” ujar Roy saat tampil di acara
Indonesia Lawyers Club, Kamis (29/5/2025).
Dirinya lantas merujuk pada kesaksian sejumlah warga dan unggahan di media
sosial yang meragukan keberadaan program KKN Universitas Gadjah Mada (UGM)
di Desa Wonosegoro, Boyolali, lokasi yang diklaim menjadi tempat KKN Jokowi
pada tahun 1983.
“Orang-orang dari Desa Wonosegoro sekarang muncul di media sosial, bersaksi
bahwa saat itu belum ada program KKN dari UGM di desa mereka,” lanjutnya.
Mampus Lo Jkw... Orang Boyolali Wonosegoro membatah ada Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) tahun 1983. pic.twitter.com/qH7BFY9c6s
— Putri Kayana (@PutriKayan16645) May 31, 2025
Selain itu, Roy juga mempertanyakan keabsahan dokumen akademik yang
ditampilkan oleh pihak kepolisian.
Ia menyoroti munculnya dokumen KHS (Kartu Hasil Studi) yang menurutnya tak
seharusnya dipublikasikan karena bertentangan dengan prinsip keterbukaan
informasi publik.
"Ada nilai A hanya 4 mata kuliah, nilai B sekitar 7 atau 8, nilai C malah
19, dan nilai D juga ada. Tapi tidak ada nilai KKN. Jadi bagaimana bisa
dikatakan sudah KKN?" tegas Roy.
Dia pun mencurigai adanya kejanggalan pada dokumen skripsi yang beredar.
Ia menyoroti absennya lembar pengesahan asli dalam skripsi tersebut, serta
dugaan adanya fotokopi yang terindikasi dari noda kopi yang tercetak di
tengah halaman.
"Kalau skripsi seperti itu, tanpa pengesahan asli dan hanya fotokopi, bahkan
ada bekas kopi di tengahnya, bagaimana bisa diakui? Ini jelas mencoreng
integritas akademik," ujar Roy dengan tegas.
Lebih lanjut, Roy juga menyayangkan sikap Universitas Gadjah Mada (UGM) yang
menurutnya kurang berhati-hati dalam menyikapi isu ini.
Ia merasa bahwa UGM, sebagai sebuah institusi akademik, seharusnya lebih
bertanggung jawab dalam menghadapi persoalan tersebut.
"Saya tidak menyalahkan pengacara, karena memang tugasnya membela. Namun,
UGM sebagai institusi akademik harusnya lebih bertanggung jawab," tutup Roy
Suryo.
Rismon Sianipar Bakal Laporkan Skripsi Jokowi
Sementara itu, ahli digital forensik Rismon Sianipar berencana melaporkan
Joko Widodo alias Jokowi terkait kasus lain di luar polemik ijazah.
Rismon Sianipar menyebut akan ada perang babak baru perihal polemik ijazah
Jokowi.
Seperti diketahui, Rismon Sianipar bersama dua rekannya yakni Roy Suryo dan
Dokter Tifa merupakan tiga sosok yang mengkritisi keaslian ijazah Jokowi.
Ketiganya selama ini meyakini jika ijazah Jokowi asli, meskipun Bareskrim
Polri sudah merilis hasil uji forensik.
Beberapa waktu lalu, Bareskrim sudah menyatakan bahwa ijazah Jokowi adalah
asli serta identik dengan lulusan UGM Fakultas Kehutanan di tahun kelulusan
yang sama yakni tahun 1985.
Atas pengumuman yang disampaikan pihak Bareskrim Polri itu, kubu Roy Suryo
tak lantas percaya.
Kini, gantian Rismon mengkritisi soal skripsi Jokowi.
Bahkan kabar terbarunya, Rismon akan melaporkan Jokowi terkait dengan
tudingan ijazah palsu.
Tak tanggung-tanggung, Rismon mengaku akan melaporkan Jokowi ke kepolisian
dan pengadilan.
"Peperangan baru! Jokowi akan dilaporkan atas skripsi palsu ke Bareskrim dan
Pengadilan Perdata!" imbuh Rismon Sianipar dalam postingannya di X 31 Mei
2025.
Sebagai dasar laporannya itu, Rismon menyoroti formulir pendaftaran Jokowi
saat berkuliah di UGM yang sempat diperlihatkan Bareskrim Polri di momen
konferensi pers beberapa waktu lalu.
Selain formulir, Rismon juga memperlihatkan soal transkrip nilai Jokowi.
Dari sanalah Rismon meragukan soal skripsi Jokowi.
"Mengingat form her-registrasi, Jokowi terdaftar sarjana muda dan total SKS
(wajib dan pilihan hanya 122 SKS! Sarjana muda tidak menulis skripsi!" cuit
Rismon dalam akun X.
Selain itu, Rismon mengaku timnya sedang menyiapkan konsep laporan untuk
Jokowi.
"Yg mau ngelaporin siapa lae ? Berani ngelaporin jokowi ?" tanya netizen.
"Kenapa tidak? tunggul tanggal mainnya, laporan sedang dikonsep!" tegas
Rismon.
Tak cuma Rismon, kubu Roy Suryo yang lain yakni Dokter Tifa juga
menggaungkan hal yang sama.
Baru-baru ini Dokter Tifa menyinggung soal jumlah SKS yang diambil Jokowi
saat berkuliah di UGM.
Sama-sama lulusan UGM, Dokter Tifa pun membandingkan SKS yang ia jalani
selama berkuliah dengan Jokowi.
"Jadi Dokter butuh 211 SKS
Masa jadi Ir Kehutanan cuma 122 SKS?
Siapa yang bohong ini?" tanya Dokter Tifa dalam cuitannya, Sabtu
(31/5/2025).
Selain mengungkapkan kecurigaannya, Dokter Tifa juga memperlihatkan foto
terkait dengan jumlah SKS yang ia jalani selama mengenyam pendidikan di UGM.
Dokter Tifa pun meragukan Jokowi yang bisa lulus sarjana tapi cuma mengikuti
122 SKS.
"Saya menjadi Sarjana Kedokteran dan kemudian menjadi Dokter dari
Universitas Gadjah Mada - UGM
Harus menempuh:
Mata Kuliah Wajib = 149 SKS
Mata kuliah pilihan = 8 SKS
Total SKS menjadi SARJANA KEDOKTERAN (S.Ked) = 157 SKS!
Kemudian ditambah Mata Kuliah Profesi + KKN = 54 SKS
Jadi Total SKS saya menjadi DOKTER harus menempuh = 211 SKS!
Lantas Bagaimana mungkin Sarjana Kehutanan UGM bisa lulus jadi Insinyur
hanya dengan modal 122 SKS????" tulis Dokter Tifa dalam unggahannya.
Sumber:
tribunnews
Foto: Kasus Ijazah Joko Widodo/Net