Tolak Pinangan Ketua Umum PPP, Jokowi: Saya di PSI Saja -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tolak Pinangan Ketua Umum PPP, Jokowi: Saya di PSI Saja

Saturday, June 7, 2025 | June 07, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-07T06:13:07Z

Presiden ke-7 Jokowi sempat masuk dalam bursa calon ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Namun Jokowi tidak tertarik untuk menjadi ketua umum partai berlambang kabah tersebut.

"Ndak lah, yang di PPP saya kira banyak calon-calon ketua umum yang jauh lebih baik yang punya kapasitas, kapasitas, punya kompetensi. Banyak calon yang sudah beredar kan banyak. Banyak sekali," kata dia saat ditemui, Jumat (6/6/2025).

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut lebih tertarik menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

"Saya di PSI aja lah," tandas dia.

Meski tertarik bergabung ke PSI. Namun hingga saat ini belum dicalonkan untuk menjadi ketua umum PSI.

"(Berati di luar PSI tidak ada partai lain yang dipertimbangkan) Ya nggak tahu. Di PSI dicalonkan aja belum," jelasnya.

PSI juga akan menggelar kongres pertama di Kota Solo pada Juli 2025 nanti. Jokowi juga masuk dalam bursa calon ketua umum menggantikan Kaesang Pangarep.

Bahkan banyak kader PSI yang mendukung agar Jokowi menjadi Ketum PSI kedepan. 

Jokowi menyebut masih mengkalkulasi peluang maju sebagai ketum PSI seperti apa.

"Ya masih kalkulasi. Jangan sampai kalai nanti misalnya ikut, saya kalah," tandas dia.

Amran Sulaiman Menguat

Diberitakan sebelumnya, Jokowi diusulkan sebagai kandidat calon ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Namun namanya jauh di bawah Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman yang jauh lebih difavoritkan.

Direktur Eksekutif Infonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menilai PPP tidak hanya butuh tokoh yang populer saja.

"PPP memang memerlukan tokoh yang tidak saja populer, tetapi juga punya kapasitas, dan Andi Amran Sulaiman miliki kelayakan untuk memimpin PPP," kata Dedi kepada Suara.com, Sabtu (31/5/2025).

Ia mengatakan, sosok Amran sendiri dianggap lebih punya basis suara yang loyal meski dari timur Indonesia.

"Tetapi tetap jauh lebih baik jika dibandingkan Mardiono yang justru sudah meruntuhkan PPP selama ini," katanya.

Bahkan, kata dia, nama Amran lebih layak memimpin PPP ketimbang Jokowi.

"Bahkan jika dibanding Jokowi sekalipun, Andi Amran tetap lebih layak, PPP memerlukan tokoh baru yang lebih segar, dengan reputasi yang baik, dan minim sentimen negatif," ujarnya.

Bisa saja, kata dia, dengan jaringan dan kapasitas Amran, PPP berpeluang besar kembali masuk parlemen di 2029.

"Andi Amran politisi pengusaha, bahkan lingkungan keluarga Amran juga pesohor, tetapi terpenting adalah loyalitas pada Parpol, Mardiono juga miliki kecukupan logistik, tetapi ia tidak terlihat royal, itu juga sebab PPP tersingkir," pungkasnya.

Sementara Ketua Mahkamah Partai PPP, Ade Irfan Pulungan, menjelaskan, soal nama Presiden kelima RI Joko Widodo atau Jokowi diusulkan sebagai kandidat calon ketua umum PPP.

Ia mengatakan, semua berawal dari keinginan PPP bangkit dari keterpurukan di Pemilu 2024.

Akhirnya ada pembicaraan PPP membuka opsi untuk mengambil caketum dari eksternal juga.

"Ya karena tadi tuh muncul nama-nama yang beredar saat ini. Nah terus ada yang mendiskusikan ya. Kenapa tidak Pak Jokowi saja? Pak Jokowi kan hari ini tidak lagi mempartai," kata Ade kepada Suara.com, Jumat (30/5/2025).

Ia mengatakan, usulan itu sejalan ketika Jokowi juga kekinian sudah independen.

"Pak Jokowi kan hari ini tidak lagi menjadi presiden. Pak Jokowi kan hari ini tidak lagi memegang jabatan apapun. Jadi kan dia cukup banyak waktu. Dia saat ini independen. Tidak terikat dari kepemimpinan partai-partai tertentu," katanya.

Sumber: suara
Foto: Jokowi menolak dicalonkan sebagai Ketum PPP dan memilih gabung PSI. [Antara]

Iklan

×
Berita Terbaru Update
close