Pengamat politik Rocky Gerung menanggapi dipecatnya Bambang Beathor Suryadi dari jabatan tenaga ahli pimpinan di Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin).
Pemberhentian
ini disampaikan dalam surat resmi bernomor B.116/KS.02/SES/6/2025
dengan ditandatangani langsung oleh Kepala Sekretariat BP Taskin, Eni
Rukawiani.
Bambang
Beathor Suryadi merupakan orang yang menuding ijazah Presiden ke-7 RI,
Joko Widodo (Jokowi) tidak dikeluarkan oleh Universitas Gadjah Mada
(UGM), melainkan dicetak di Pasar Pramuka.
Pemberhentian
politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut,
terjadi tak berselang lama setelah pada pertengahan Juni 2025 lalu.
Menurut Rocky Gerung, pemecatan Bambang Beathor Suryadi dari BP Taskin, dinilai sebagai upaya pembungkaman.
Hal
ini disampaikan mantan dosen filsafat Universitas Indonesia (UI) itu
dalam tayangan yang diunggah di kanal YouTube pribadinya, Rocky Gerung
Official, Jumat (4/7/2025).
"Beathor
membuka jejak genealogi ijazah Jokowi yang dicatat di Jalan Pramuka.
Dia berupaya untuk meyakinkan para aktivis supaya hati-hati dengan
kekuasaan. Akhirnya, dia kena damprat dari kekuasaan."
Padahal Bambang Beathor Suryadi diangkat mengisi jabatan tersebut pada masa pemerintahan Jokowi.
"Kan
Beathor naik ketika Jokowi berkuasa, sekarang dia diturunkan atau
dipaksa turun sebagai penasehat ahli lembaga yang dipimpin Budiman
Sudjatmiko dan Iwan Sumule," kata Rocky Gerung.
Rocky
menilai, Beathor dengan statusnya sebagai pejabat negara dan
nyanyiannya justru merupakan puncak dari kecurigaan publik soal ijazah
Jokowi.
"Jadi
kedudukan Beathor itu adalah pejabat negara sebetulnya. Nah, sekarang
karena dia mempersoalkan ijazah dari mantan kepala negara maka dia
dipecat."
"Jadi, Beathor akhirnya harus menghadapi fakta bahwa dia akan dibungkam," kata Rocky Gerung lagi.
Selanjutnya. Rocky Gerung menilai, pemecatan dari BP Taskin dan upaya pembungkaman ini adalah permainan kecil bagi Beathor.
Sementara, lanjut Rocky, permainan besar bagi publik adalah kejujuran dari pihak UGM terkait ijazah Jokowi.
Pendiri
SETARA Institute yang juga dikenal dengan pemikirannya tentang
feminisme ini pun meminta agar Jokowi legawa menunjukkan ijazah demi
meredam kegaduhan publik.
"Tapi
bagi Beathor, ya udah berkali-kali dia masuk penjara zaman Orde Baru.
Bagi dia itu ya permainan kecil," papar Rocky Gerung.
"Tapi permainan besar adalah ditunggu oleh publik. Apa sebetulnya kejujuran dari UGM?" lanjutnya.
"Dan
alumni UGM sudah memberi ultimatum pada rektor supaya mengundurkan diri
kalau tidak bisa membuat kejujuran, memastikan bahwa UGM itu harus
datang ke publik, perlihatkan ijazah aslinya," katanya.
"Demikian juga, Jokowi dengan legawa harusnya memperlihatkan [ijazah, red.] supaya kasus ini betul-betul diteduhkan," tambahnya.
Keterbukaan Jokowi dan UGM mengenai polemik ijazah ini juga dinanti-nanti Presiden RI Prabowo Subianto.
"Dan
saya kira Presiden Prabowo juga menunggu itu, karena nggak mungkin
Prabowo yang menuntut kan, itu etikanya tidak ada di situ," papar Rocky
Gerung.
"Tapi
kelihatannya Presiden Prabowo juga berharap banyak bahwa
lembaga-lembaga resmi ini betul-betul mengucapkan kejujuran," imbuhnya.
"Lembaga resmi pertama tentu ada UGM, ada lembaga lain KPU, segala macam. Tapi masalah utamanya kan ada di UGM," tandasnya
Sumber: tribunnews