Imbas Pendukung Anies Eks HTI dan Eks Napi Teroris, Netizen: Negara Akan Porak-Poranda Jika Mereka Berkuasa -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Imbas Pendukung Anies Eks HTI dan Eks Napi Teroris, Netizen: Negara Akan Porak-Poranda Jika Mereka Berkuasa

Thursday, June 9, 2022 | June 09, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-06-09T04:07:30Z
LEBSI NEWS - Pengakuan pendukung Anies terdiri dari eks HIzbut Tahrir Indonesia (eks HTI) dan napi teroris menjadi sorotan netizen di media sosial.

Seorang netizen bernama akun @Miduk17 turut memberikan komentar terhadap pengakuan pendukung Anies.

Komentar tersebut diunggah akun @Miduk17 melalui akun Twitternya sebagaimana dilihat pada Rabu 8 Juni 2022.

Menurut netizen tersebut, dengan adanya pengakuan pendukung Anies dari eks HTI dan napi teroris masa depan negara akan porak-poranda jika Anies Baswedan berkuasa.

“Masa depan negara ini akan porak-poranda jika sampai mereka berkuasa,” tulis akun Miduk17.

Akun tersebut menilai bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terlah korup, berpaham radikal dan juga telah bekerja sama dengan teroris.

“Sudah korup, radikal, juga bekerja sama dengan teroris,” ujarnya.

Lebih lanjut, akun netizen tersebut mengatakan pengakuan pendukung Anies Baswedan tidak dapat dibantah oleh pihak manapun.

Dia lantas mengatakan bahwa Anies membutuhkan kelompok HTI dan FPI untuk mendapatkan suara.

Sedangkan kelompok HTI dan FPI membutuhkan Anies Baswedan untuk eksistensi kelompok mereka.

“Ini tak bisa dibantah oleh siapapun. Anies butuh mereka utk mendapat suara, HTI & FPI butuh Anies untuk eksis,” jelasnya.

Netizen trsebut pun menganggap, selama Anies menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta telah melakukan intimidasi.

“Jadi Gubernur saja sudah pakai intimidasi,” pungkasnya.

Sementara itu, pendukung Anies mengatasnamakan diri sebagai kelompok “Majelis Sang Presiden Kami”, sebagaimana dilansir dari detik.com.

Kelompok tersebut menggelar acara deklarasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden.

Pada saat itu pula, mereka mengaku terdiri dari kelompok eks HTI, eks napiter dan eks FPI.

“Ini kumpulan dari komunitas apa ya, ini bisa dikatakan seperti yang tadi. Bapak ini dari eks napiter, saya sendiri dari eks HTI ada juga sebagian dari simpatisan FPI, bukan mewakili ya, mereka perseorangan,” ujar pria yang mengaku sebagai eks anggota FPI, Alif Akbar, di wilayah Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu 8 Juni 2022.

“Berkat rahmat Allah SWT deklarasi ini berjalan dengan baik. Insyaallah dengan deklarasi ini kami memberikan landasan pada bapak Anies untuk maju ke pilpres 2024-2029 nanti. Dan kami berhadap umat Islam mengusung bapak Anies di periode 2024-2029 nanti untuk menjadi presiden berikutnya bangsa Indonesia,” sambungnya.

Dia mengaku tak masalah dengan masa lalunya yang pernah tersandung masalah terorisme. Menurutnya setiap orang punya hak untuk menyampaikan sikap politik.

“Masyarakat Indonesia sudah cerdas. Apa yang terjadi terhadap bangsa dan negara ini sudah berjalan. Jadi saya yakin apa yang sudah saya sampaikan tadi, insyaallah tidak ada masalah yang sifatnya perselisihan atau perbedaan pemahaman. Ya kita mendukung siapa saja sah-sah saja gitu loh,” ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Zainal Abidin yang mengaku sebagai mantan anggota kelompok HTI mengatakan deklarasi ini sebagai wujud panggilan hati. 

Sebab, dia menganggap bangsa Indonesia membutuhkan sosok Anies Baswedan sebagai pemimpin.

“Dikarenakan figur beliau ini sangat dibutuhkan oleh bangsa ini, dari segi amanah, dari segi, ya banyak faktor. Istilahnya bapak Anies Baswedan ini sudah layak dan sangat amat layak dan dibutuhkan oleh bangsa ini, untuk memimpin sehingga di ke depannya bangsa Indonesia akan menjadi lebih baik, jadi lebih sejahtera dan terutama membanggakan di mata dunia,” jelas Zainal.

Sementara itu, salah satu pendukung Anies Baswedan yang mengaku sebagai mantan narapidana teroris (napiter), Kartono, mengatakan dukungan kepada Anies Baswedan dilatarbelakangi karena menginginkan adanya perubahan untuk bangsa dan negeri ini.

“Kita ingin nilai-nilai universal dari anak-anak islam itu bisa dialokasikan di dalam kehidupan dalam bernegara. Kita sebagai seorang DAI, seorang aktivis juga segala upaya yang bisa mendukung untuk kebaikan akan kita dukung,” ucap Kartono.

Iklan

×
Berita Terbaru Update
close