LEBSI NEWS - Aksi unjuk rasa yang menolak kenaikan BBM hingga saat ini masih terus bergulir. Mahasiswa dari berbagai kampus dan berbagai daerah terus melakukan unjuk rasa termasuk para kaum buruh dari berbagai aliansi dan konfederasi.
Demikian halnya Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) yang dilahirkan dari konsep perjuangan rakyat dan umat seperti GNPF, FPI, PA 212 yang menyatukan berbagai ormas-ormas pun telah menggelar Aksi Bela Rakyat di depan istana merdeka atau tepatnya di Patung Kuda Jakarta Pusat.
Seiring dengan agenda aksi bela rakyat yang kedua GNPR, ketua presidium ASELI (Aliansi Selamatkan Indonesia) Jalih Pitoeng sampaikan dukungan dan himbauannya.
"Kami dari Aliansi Selamatkan Indonesia (ASELI) sangat mendukung rencana aksi yang diprakarsai oleh GNPR" kata Jalih Pitoeng usai mengikuti diskusi yang bertema Audit Satgasus, Rabu (21/09/2022).
Aktivis kelahiran betawi yang dikenal kritis inipun menghimbau agar seluruh presidium dan simpatisan ASELI untuk ikut serta bergabung bersama rakyat dalam mendukung aksi bela rakyat yang akan digelar pada hari Jum'at 23 September 2022.
"Kepada seluruh presidium dan simpatisan ASELI agar hadir guna mendukung aksi unjuk rasa yang menuntut agar dikembalikannya harga BBM ke semula" lanjutnya.
"Karena dampak dari kenaikan harga BBM ini otomatis akan menaikan harga-harga semua sahabat BBM. Terutama kebutuhan pokok masyarakat. Apalagi yang berhubungan langsung dengan sektor transportasi" tegas Jalih Pitoeng.
Ditanya mengenai BLT atau Bantuan Langsung Tunai, Jalih Pitoeng justru sampaikan keperihatinannya.
"Kita sangat prihatin dengan kebijakan tersebut" jawab Jalih Pitoeng.
"Yang dibutuhkan rakyat itu adalah kesejahteraan bukan sekedar diberi obat yang bermanfaat hanya sesaat. Bahkan itupun tidak menyembuhkan kemiskinan" sambungnya.
"Karena pemberian BLT itu bersifat priodik dan nominalnya sangat terbatas. Sedangkan kebutuhan sehari-hari meningkat secara kontinyu. Saya tidak tega jika menghitung nya secara matematik" sesal Jalih Pitoeng.
"Dan yang lebih menyedihkan lagi adalah janganlah pemilik negeri dalam hal ini rakyat hanya menjadi penghamba yang hanya mengharap belas kasihan dari pemerintah. Karena hakekat pemilik negeri ini adalah rakyat. Pemerintah adalah pelayan rakyat" pungkas Jalih Pitoeng.