Mantan Wakil Presiden, HM Jusuf Kalla kembali disorot karena pernyataannya menyebutkan bahwa hampir 50 persen ekonomi Indonesia dikuasai pengusaha keturunan Tionghoa.
Tak hanya itu, Jusuf Kalla atau JK pun dituding kembali melakukan rasism.
Namun, hal tersebut langsung dibantah mantan wakil presiden Indonesia ke 10. Bahwa menurut Jusuf Kalla, apa yang diungkapkannya itu fakta dan berdasarkan data diperoleh.
"itu kan Membaca fakta saja Anda boleh lihat terbuka tiap bulan, siapa orang negeri ini dan itu," terang Jusuf Kalla saat berbincang dengan Andy F Noya dalam sebuah tayangan sebagaimana dikutip, Senin (12/6/2023).
JK mencontohkan, dari 10 orang terkaya Indonesia maka orang Non Tionghoa hanya 1, yakni itu Chairul Tanjung. Dan data itu pun, dapat dibuka siapa pun pada Forbes.
"Kan jadi artinya penguasaan ekonomi ini itu sangat besar dikuasai oleh yang kaya itu kan (pengusaha keturunan Tionghoa, red)," jelasnya.
Tak hanya itu, JK juga menyebutkan bahwa data dari penelitian Swiss Bank menjelesakan 1 persen pengusaha keturunan Tionghoa itu menguasai lebih dari 50 persen kekayaan.
Sementara itu, pembawa acara, Andy F Noya meminta Jusuf Kalla penjelasan pentingnya dirinya mengungkapkan fakta dan data adanya dikotomi pengusaha Tionghoa dan pengusaha non Tionghoa.
Mengingat, tak sedikit publik saat ini selalu diposisikan JK sebagai orang anti Tionghoa dan anti Cina. Sekalipun, JK mengklaim apa yang disebutkannya sesuai fakta dan data.
"Begini orang yang suka ngomong itu tidak bicara lengkap atau tidak melihat lengkap atau tidak mau melihat lainnya pidato saya itu," jelas JK menjawab Andy F Noya.
JK menambahkan, bahwa pada pidatonya itu dikatakan mengapa pengusaha Tionghoa kaya. Ia pun menjelaskan, karena mereka kerja keras dan cerdas menguasai pasar dan itu tidak salah.
"Salah kita ini atau anda semua yang hadir, saya katakan kita karena kita itu berarti orang pertama kedua artinya yang hadir dalam pertemuan besar itu kita ini yang salah karena tidak
bekerja keras dan tidak cerdas karena itu Belajarlah sama mereka," tegas Jusuf Kalla.
Sumber: poskota
Foto: Jusuf Kalla - bendera Cina. (kolase foto)