Bahlil Sebut Polusi Udara Jakarta Terjelek di Dunia karena PLTU Batu Bara -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Bahlil Sebut Polusi Udara Jakarta Terjelek di Dunia karena PLTU Batu Bara

Monday, August 21, 2023 | August 21, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-08-21T01:36:01Z

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut polusi udara Jakarta menjadi salah satu terjelek di dunia karena PLTU Batu Bara. Padahal menurutnya, saat ini dunia sudah berubah dengan membawa green energy dan green industri.

"Dunia sudah berubah sekarang membawa ke green energy dan green industry. Sekarang di Jakarta salah satu polusi terjelek di dunia karena PLTU batu bara kita," kata Bahlil dalam penutupan ospek Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang dipantau secara daring, Minggu (20/8).

Dia menjelaskan, ke depan semua orang akan beralih menggunakan mobil listrik. Atas dasar itu, Indonesia terus berupaya mewujudkan agar menjadi salah satu negara terbesar di dunia sebagai produsen ekosistem listrik.

"Mobil ke depan, semua orang pakai mobil listrik. Karena itu mobil baterai listrik Indonesia kita dorong menjadi salah satu negara produsen ekosistem listrik baterai mobil terbesar di dunia," imbuhnya.

Sementara itu, diberitakan sebelumnya Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan untuk meningkatkan kualitas udara di Jakarta. Pengendalian emisi harus berfokus pada 3 sektor yaitu transportasi, industri dan pembangkitan listrik, serta lingkungan hidup.

"Kami akan bergerak dari sektor hulu hingga hilir. Pengawasan kualitas udara yang komprehensif dan partisipasi aktif masyarakat juga dibutuhkan sebagai bagian dari upaya bersama,” kata Luhut usai menggelar rapat koordinasi bersama lintas kementerian/lembaga (K/L) serta Pemda DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, Jumat (18/8).

Lebih lanjut, Luhut menjelaskan untuk mengurangi polusi dari sektor industri dan pembangkit listrik, pemerintah akan mewajibkan industri menggunakan scrubber untuk industri berat dan PLTU batubara, serta meningkatkan standar emisi PLTU.

Selanjutnya, penggunaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara juga perlu dikurangi dengan pensiun dini atau pengurangan faktor kapasitas PLTU. Percepatan transisi energi dengan mendorong bauran energi baru terbarukan juga dibutuhkan, termasuk insentif seperti kredit karbon dan pajak karbon.

Sementara di sektor transportasi, dorongan untuk menggunakan transportasi publik akan membantu mengurangi emisi yang mayoritas disebabkan oleh kendaraan pribadi. Selain itu, uji emisi pada proses perizinan dan pengawasan lalu lintas perlu diperketat, termasuk dengan pemberian penalti bagi pelanggar.

Upaya mendorong perusahaan untuk menerapkan pembagian jam kerja guna mengurangi kemacetan yang berkontribusi pada peningkatan jumlah polutan di jalan juga akan segera diterapkan.

"Kami terus mendorong penggunaan transportasi publik dan meningkatkan kapasitas transportasi publik pada jam sibuk. Kami akan memberikan insentif kepada pengguna agar mereka beralih dari kendaraan pribadi. Selain itu, kami akan terus mempercepat proses elektrifikasi kendaraan untuk mengurangi emisi pembakaran," ujar Menko Luhut.

Menurut Luhut, upaya-upaya ini sebenarnya sudah banyak diadopsi oleh negara lain, seperti Kota Beijing yang berhasil menurunkan polusi udara secara signifikan dengan fokus pada penanganan 3 sektor tersebut.

"Adapun hal yang perlu dicontoh dari negara-negara tersebut adalah faktor pengawasan dan tindakan tegas bagi pihak yang melanggar," tandasnya.

Sumber: jawapos
Foto: Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia/Net

Iklan

×
Berita Terbaru Update
close