Baru-baru ini ketua Indonesia cyber security Forum mengungkapkan penyebab serangan siber ke sistem PDN.
Ardi Sutedja menyebut kurang kritisnya masyarakat kurang melek teknologi terhadap konsumsi produk digital.
Komika ternama Indonesia Arie Kriting menanggapi pernyataan Ardi dianggap menyudutkan masyarakat.
Ransomware Lock Bit 3.0 Brain Chiper serang PDN
Sistem Pusat Data Nasional dibobol hacker menggunakan virus Ransomware Lock Bit 3.0 Brain Chipper.
Brain Cipher merupakan pengembangan ransomware dari versi sebelumnya yaitu Lockbit 3.0
Kejadian itu membuat hampir seluruh layanan imigrasi di Indonesia mengalami gangguan.
Menkominfo mengatakan hacker yang membobol minta tebusan 8 juta USD atau sekitar Rp131 miliar.
"(Minta tebusan) 8 juta Dolar AS," kata Menkominfo, dikutip dari tayang YouTube tvOne News, Kamis, 27 Juni 2024.
Akan tetapi Menkominfo Budi Arie Setiadi menolak mentah-mentah tebusan hacker tersebut.
"Nggak, nggak akan bayar," tegas Menkominfo Budi Arie Setiadi.
Tanggapan Arie Kriting soal pernyataan Ardi Sutedja
Aktor sekaligus komika asal Indonesia Arie Kriting memberikan komentar terhadap Ardi Sutedja.
"Rakyat lagi aja yang disalahkan, Cukardeleng modelan pejabat macam begini," kata Arie Kriting lewat akun X miliknya @ariekriting.
Ardi Sutedja menganggap serangan siber disebabkan kurang kepedulian masyarakat.
"Kita harus sadar diri sekarang harus kritis, kita harus ingat bangsa kita ini hanya konsumen," ucap Ardi Sutedja.
Gagalnya pemerintah melindungi data PDN dari serangan ransomware diakibatkan penggunaan sistem keamanan.
Eks Kepala Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho kecewa soal sistem keamanan pemerintah hanya memakai windows defender.
Proteksi windows defender terbilang cukup lemah sehingga hacker mudah membobol data Pusat Data Nasional.
"Kelalaian fatal bobolnya PDN oleh ransomware yang jadi bencana digital ini sebenarnya bisa dicegah," ucap Yanuar lewat akun X @yanuarnugroho. (*)
Sumber: kilat
Foto: Tanggapan Arie Kriting soal pernyataan Ardi Sutedja. ( X @ariekriting dan freepik DC Studio)