Belakangan ini, keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mendapatkan sorotan publik. Pasalnya, anggota keluarga Presiden Jokowi banyak yang ditunjuk menempati jabatan strategis di sejumlah BUMN.
Situasi ini membuat isu dinasti politik keluarga Jokowi kembali mencuat di publik. Di tengah maraknya itu itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin sigap memasang badan.
Ngabalin justru bertanya balik kepada pihak-pihak yang mempermasalahkan masuknya sejumlah anggota keluarga Jokowi ke BUMN sebagai direktur dan komisaris.
"Di mana masalahnya? Tidak ada masalahnya di situ. Semua orang yang dianggap oleh negara memiliki kewenangan dan kemampuan, yang mumpuni, seperti itu," kata Ngabalin di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis (13/6/2024),
Pernyataan Ngabalin itu juga membuat orang jadi penasaran dengan sosoknya, termasuk riwayat pendidikannya. Lantas seperti apakah riwayat pendidikan Ali Mochtar Ngabalin? Berikut ulasannya.
Pendidikan Ali Mochtar Ngabalin
Ali Mochtar Ngabalin lahir di Fak-Fak, Papua pada 25 Desember 1968. Ia menghabiskan masa kecilnya di tanah kelahirannya.
Ngabalin kecil bersekolah di SD Inpres Fak-Fak pada 1980. Ia lanjut ke Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, juga di Fak-Fak.
Setelah itu, ia hijrah ke Makassar, Sulawesi Selatan dan melanjutkan pendidikannya di Mualimin Muhammadiyah Makassar.
Sementara pendidikan tingginya ia tempuh di IAIN Alauddin Makassar pada 1994. Seakan haus dengan pendidikan, Ngabalin lalu melanjutkan pendidikan pascasarjana di bidang Ilmu Komunikasi, di Universitas Indonesia pada 2001.
Dan pada 2013 lalu, ia berhasil meraih gelar Doktor dari Unibersitas Negeri Jakarta (UNJ).
Ngabalin Bela Keluarga Jokowi
tampak Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi, Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin. (Suara.com/Ria Rizki)
Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi, Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin. (Suara.com/Ria Rizki)
Adapun anggota keluarga Jokowi yang mendapatkan jabatan strategis adalah Bagaskara Ikhlasulla Arif. Keponakan Jokowi ini ditunjuk untuk memegang jabatan sebagai Manager Non-Government Relations di PT Pertamina (Persero).
Selain Bagaskara, keponakan Jokowi lainnya, Joko Priyambodo, juga yang diangkat menjadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, anak perusahaan PT Pertamina (Persero).
Dan yang terakhir adalah Sigit Widyawan yang kini menjabat sebagai Komisaris Independen PT Bank Negara Indonesia (Persero) atau BNI. Adapun Sigit merupakan suami dari sepupu Jokowi.
Banyaknya keluarga Jokowi yang mendapatkan jabatan penting di pemerintahan ramai menuai kritikan. Kendati demikian, Ali Mochtar Ngabalin justru memberikan pembelaan. Menurutnya, mereka layak mendapatkan jabatan tersebut karena memang kompeten.
Pernyataan Ngabalin itu lantas menjadi sorotan warganet di media sosial, salah satunya adalah akun X @/ARSIPAJA. Pada Kamis (13/6/2024) lalu, akun tersebut mengunggah tangkap layar pemberitaan salah satu media mengenai pernyataan Ngabalin.
Sontak, warganet riuh mengomentari unggahan itu dengan beragam tanggapan, yang mayoritas bernada kecaman.
“Satu negara dikuasai oleh satu keluarga,” tulis salah satu warganet.
“Nepotisme ngerti gak sih? Ngapain ada reformasi, toh dulu keluarga pak Harto juga banyak pegang bisnis,” timpal lainnya.
“Masalahnya kami bukan anak, ipar, menantu, atau sepupu Jokowi. itu aja,” celetuk warganet lainnya.
Sumber: suara
Foto: Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin. [Suara.com/Ari Purnomo]