Ragam Obat Tradisional dalam Naskah Sunda Kuno -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ragam Obat Tradisional dalam Naskah Sunda Kuno

Friday, June 28, 2024 | June 28, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-07-03T15:31:06Z
Foto: Ilustrasi Obat - obatan Tradisional

Dalam upaya meningkatkan imunitas tubuh di tengah pandemi COVID-19, masyarakat Indonesia mulai melirik kembali obat-obatan tradisional. Fenomena ini tidak lepas dari sejarah panjang penggunaan tanaman herbal oleh nenek moyang Indonesia, yang tercatat dalam berbagai naskah kuno Nusantara, termasuk naskah Sunda. 


Menurut Dr. Elis Suryani Nani Sumarlina, M.S., Dosen Departemen Filologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, beberapa naskah kuno Sunda mengungkap seluk-beluk tanaman obat dan pengobatan tradisional. "Ada yang menjelaskan seputar khasiat untuk menangkal dan mengobati, ataupun sekadar untuk meningkatkan imunitas tubuh," ujar Dr. Elis.


Pengobatan tradisional ini terekam dalam naskah Sunda kuno abad XVI M., seperti Kropak 421 Mantera Aji Cakra yang berisi mantra penangkal, Darmapamulih (mantra pengobatan), serta Kropak 409 'Soeloek Kidoengan Tetoelak Bilahi'. Naskah-naskah tersebut berbahan lontar dan menggunakan aksara serta bahasa Sunda Kuno. Selain itu, terdapat juga Naskah Pengobatan beraksara Pegon yang mengungkap tumbuhan penangkal serangan penyakit beserta cara pengobatannya.


Beberapa tanaman herbal yang diungkap dalam naskah tersebut antara lain berbagai jenis kunyit, temulawak, dan kunir. "Temulawak mengandung minyak atsiri yang berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh. Kunir selain meningkatkan kekebalan tubuh, juga mengobati demam, diare, antikanker, scabies, mencegah depresi, mengatasi peradangan, mencegah alzheimer, maag, menghambat kerusakan kromosom, menjaga kekuatan otak, menurunkan depresi, dan menjaga gula pada penderita diabetes," jelas Dr. Elis.


Tanaman lain yang disebutkan dalam naskah antara lain rumput teki sebagai obat jantung, asma, dan kanker; daun sembung untuk menyembuhkan flu; batang secang sebagai obat radang dan demam; serta babadotan untuk mengatasi demam dan malaria. Dalam hal meningkatkan imunitas tubuh, naskah tersebut menyebutkan sirsak, daun katuk, kencur, daun binahong, jahe, buah jeruk, dan kayu manis sebagai beberapa tanaman yang bermanfaat.


Untuk menyembuhkan batuk, jahe, asam, adas, hingga asparagus merupakan tanaman yang bisa dimanfaatkan. Dr. Elis juga menyebutkan bahwa bawang putih dan bawang merah dapat digunakan untuk meningkatkan imunitas tubuh. "Dalam naskah disebutkan, bawang putih dan jahe diparut, ditambah sedikit garam. Hasil campurannya berkhasiat menyembuhkan penyakit paru-paru basah," tambahnya.


Naskah juga mencatat bahwa jambu biji dapat mengatasi penyakit akibat infeksi virus dan bakteri, salah satunya influenza, serta membantu menurunkan demam. Mengenai takaran pemakaian, muncul istilah seperti secuil, segenggam, seikat, selembar, setangkai, segelas, sesendok, dan sejumput, meskipun ukuran detailnya tidak dijelaskan secara rinci.


Dr. Elis mengingatkan bahwa penggunaan tanaman obat bukan tanpa risiko jika dikonsumsi sembarangan. "Setiap jenis tanaman obat, baik yang disebutkan dalam naskah maupun yang beredar di masyarakat harus diteliti terlebih dahulu oleh ahlinya. Jika tidak tepat sasaran, malah bisa terjadi komplikasi, karena untuk mengobati satu penyakit, tidak hanya menggunakan satu jenis tanaman, tetapi dicampur dengan tanaman obat lainnya, layaknya obat-obatan medis," tegasnya.


Sumber: Universitas Padjadjaran

Iklan

×
Berita Terbaru Update
close