Program makan bergizi gratis (MBG) yang menjadi andalan Presiden RI, Prabowo Subianto lagi-lagi menjadi sorotan publik setelah muncul lagi kasus puluhan siswa keracunan di Cianjur Jawa Barat. Program MGB itu pun turut disorot oleh Ekonom, Ferry Latuhihin.
Dalam siniar yang tayang di channel Youtube Prof. Rhenald Kasasi pada Minggu (27/4/2025) kemarin, analis pasar modal yang berpenampilan nyentrik itu sekaligus mengkritik pernyataan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Rahmat Pambudi.
Diketahui, Rachmat Pambudi di beberapa kesempatan pernah menyebut jika makan bergizi gratis lebih penting dari lapangan kerja. Terkait itu, Ferry Latuhihin pun bertanya-tanya soal statement yang dilontarkan Kepala Bappenas itu yang lebih memprioritaskan soal MBG ketimbang penyerapan tenaga kerja.
"Ya itu berawal dari statementnya Menteri Bappenas kita ya, Pak Rahmat Pambudi yang mengatakan bahwa makan bergizi gratis itu lebih penting dari lapangan kerja. Nah, ini di mana sekolahnya? Saya bingung gitu loh ya," beber Ferry dikutip Suara.com, Senin (28/4/2025).
Profil Yayasan Media Berkat Nusantara, Jadi Sorotan Usai Kisruh Dana MBG (indonesia.go.id)
Menurutnya, di negara manapun, pasti lapangan kerja menjadi program yang lebih diproritaskan oleh pemerintahnya.
"Sedangkan kita tahu di mana pun juga, di negara mana pun juga yang namanya government, apakah itu baru atau lama, concernnya adalah menciptakan lapangan kerja, bukan memberikan makan bergizi gratis. Nah, ini kok jadi di balik-balik," beber Ferry Latuhihin.
Dalam siniar itu, mantan Dewan Pakar Tim Kampanye Prabowo Subianto di Pilpres 2024 lalu itu pun memakai istilah 'Koplaknomics' terkait kebijakan yang diambil oleh pemerintah soal program MBG. Ferry juga menepis kritiknya itu bukan untuk menyerang pribadi
"Nah, itulah pada waktu saya diinterview, saya katakan ini namanya nih teori baru ya dalam ekonomi, namanya Koplaknomics gitu. Karena enggak masuk akal gitu," beber Ferry.
"Ya bahwa makan bergizi gratis itu lebih penting dari lapangan kerja gitu kan semua di mana pun juga, yang pertama dia harus fight adalah bagaimana menciptakan lapangan kerja, bagaimana menurunkan angka penganggur ya kan, bagaimana membuat welfare state semuanya ya untuk negara-negara maju," sambungnya.
Istilah 'koplaknomics' yang diucapkan Ferry bukan semata-mata menyerang pribadi pejabat termasuk Kepala Bappenas. Dia pun mengaku miris dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintahan Prabowo yang justru lebih fokus menggaungkan program MBG dengan dalih untuk mengentaskan kasus stunting anak-anak.
"Seolah-olah kayaknya kesannya, aduh kasihan amat sih bangsa gue gitu kan ya sampai kurang gizi begitu. Banyaknya katanya sudah 80 tahun merdeka, kok masih konsern dengan gizi gitu kan? Nah itu kan koplak sekali gitu," ungkap Ferry.
Statement Kepala Bappenas
Mengutip laporan Antara, Kepala Bappenas, Rachmat Pambudi menyebut jika program MBG lebih urgen daripada lepangan kerja. Pernyataan itu disampaikan Rachmat Pambudi Pendopo Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Sabtu (22/3/2025).
Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy [Antara]
Dia juga membeberkan alasan program MBG lebih mendesak karena demi bisa mencetak sumber daya manusia di Indonesia yang unggul.
“Jadi, kalau ada orang mengatakan kenapa mesti kasih makan, kenapa tidak kasih pekerjaan saja, tidak akan tercapai untuk mengatasi persoalan (kekurangan gizi) ini (dengan hanya memberikan pekerjaan saja)," ungkapnya.
Rachmat Pambudy juga menyebut jika MBG menjadi salah satu progam andalan Prabowo untuk bisa menyongsong Indonesia Emas 2045 nanti.
“Terus terang saja, kita ini sedang membuat sejarah. Prabowo Presiden mengajak kita membangun sejarah untuk meletakkan dasar-dasar Indonesia Emas tahun 2045,” bebernya.
Sumber: suara
Foto: Dicap Koplak, Ekonom Ferry Latuhihin Skakmat Kepala Bappenas soal MBG: Sekolahnya di Mana? (Tangkapan layar/Youtube Prof Rhenald Kasali)